Yogyakarta (ANTARA News) - Suryanti (43) warga Bayung Lintir, Provinsi Jambi, Sumatera, Rabu nekat mengajak anaknya yang baru berumur 8 tahun untuk melakukan aksi bunuh diri dengan sengaja tidur di atas rel kereta api di bawah jembatan layang Jalan Dr Sutomo, Danurejan, Yogyakarta.
Kapolsektabes Danurejan, Yogyakarta AKP Sigit Haryadi mengatakan aksi percobaan bunuh diri tersebut berhasil digagalkan setelah perempuan yang diduga depresi akibat ditinggal suami tersebut diangkat paksa karena menolak ketika dibujuk untuk meninggalkan lintasan kereta api.
"Saat itu perempuan tersebut tiduran diatas rel kereta api sambil memeluk anaknya, padahal sekitar 10 menit lagi akan melintas kereta api Prambanan Ekspres (Pramek). Karena upaya untuk membujuknya gagal akhirnya kami mengangkat paksa," katanya.
Ia mengatakan, saat itu kondisi ibu dan anaknya yang sudah sekitar dua minggu terkatung-katung di Kota Yogyakarta tersebut cukup memprihatinkan karena kondisinya sangat lemas dan wajahnya sangat pucat.
"Kondisi kedua orang tersebut sangat memprihatinkan selain lemas wajahnya sudah sangat pucat, terutama anaknya yang baru berumur 8 tahun. Ternyata kedua orang ini sudah beberapa hari tidak makan," katanya.
Menurut dia, ibu dan anak tersebut sengaja ke Yogyakarta untuk mencari keberadaan sang suami yang telah beberapa lama meninggalkan keluarga mereka di Jambi.
"Ada kabar bahwa suaminya berada di Yogyakarta dan telah menikah lagi di Sleman, selanjutnya dia dan anaknya mencari ke Yogyakarta namun sudah sekitar dua minggu tidak ketemu padahal perbekalan sudah habis semuanya sehingga merasa putus asa dan mencoba mengakhiri hidupnya," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, setelah mendapatkan perawatan di Puskesmas Danurejan dan diberi makan kondisi sang anak saat ini mulai membaik dan sudah dapat diajak komunikasi.
"Sedangkan sang ibu kondisinya belum begitu pulih, selain karena depresi berat juga karena terlalu lama menahan lapar sehingga harus mendapat perawatan lebih lanjut," katanya.
Ia menambahkan, pihaknya telah menghubungi keluarganya di Jambi melalui nomor telepon yang ada pada telepon genggam miliknya.
"Barang-barangnya masih utuh, bahkan kami sudah menghubungi pihak keluarga lewat nomor yang ada di telepon genggamnya dan untuk sementara dia bersama putrinya akan kami titipkan ke Dinas Sosial," katanya.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
Ini bukan sebatas sebuah peristiwa, tapi ini aib bagi Pemerintah yang dikala kampanye atau sebelum punya jabatan, selalu berjanji akan berpihak kepada rakyat..Nah, apa jadinya sekarang...???
Suryati, korban diats, merupakan satu dari sekian banyak rakyat Indonesia yang lapar..
Dimana pemerintah dan wakil rakyat yang dulu dalam kampanye berjanji menyejahterakan rakyat???