Jadi, menjadi daerah tangguh bencana ada dana mandiri. Jadi itu kepedulian kelurahan, mereka sudah anggarkan minimal untuk peningkatan SDM dan tidak tergantung BPBD. Oleh karena itu, kami anggap tangguh, ada kemampuan mandiri untuk menanggulangi benc

Kediri (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri, Jawa Timur, menetapkan tiga kelurahan dari 46 yang ada di Kota Kediri sebagai daerah tangguh bencana, sebagai upaya mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam tanggap bencana.

Kepala BPBD Kota Kediri, Syamsul Bahri, Sabtu, di Kediri, mengemukakan tiga daerah itu adalah Kelurahan Pojok di Kecamatan Mojoroto, Kelurahan Ketami di Kecamatan Pesantren dan Kelurahan Manisrenggo di Kecamatan Kota Kediri. Daerah itu dinilai siap menangani bencana.

"Jadi, menjadi daerah tangguh bencana ada dana mandiri. Jadi itu kepedulian kelurahan, mereka sudah anggarkan minimal untuk peningkatan SDM dan tidak tergantung BPBD. Oleh karena itu, kami anggap tangguh, ada kemampuan mandiri untuk menanggulangi bencana," katanya.

Ia mengemukakan, istilah kelurahan tangguh bencana diambil dari berbagai kriteria, di antaranya sudah mendapatkan pelatihan, terbentuk kelompok masyarakat tangguh bencana, hingga sudah ada dukungan pemerintah kelurahan baik dari anggaran, personel.

Dengan dibentuknya kelurahan tangguh bencana itu, daerah dipastikan lebih siap jika ada kejadian bencana.

Dicontohkannya di Kelurahan Pojok terjadi banjir, puting beliung dan tanah longsor. Di Kelurahan Manisrenggo dan Ketami terjadi banjir dan angin puting beliung.

Lebih lanjut, Syamsul mengatakan kelurahan tangguh bencana itu baru dibentuk pada 2019. Saat ini, masih ada tiga kelurahan dari total 46 kelurahan di Kota Kediri. Untuk daerah lain nantinya secara bertahap juga akan dibentuk.

"Jadi, sementara tiga kelurahan untuk tahun ini. Nanti secara bertahap juga akan dibentuk, bisa jadi tahun depan tiga atau enam kelurahan. Kami juga menunggu kesiapan dari daerah," kata dia.

Walaupun masih sedikit, ia mengatakan BPBD Kota Kediri terus sosialisasi tentang menanggulangi bencana. Hingga kini, sudah ada lebih dari setengah dari total kelurahan yang mendapatkan sosialisasi, sehingga mereka juga mengetahui hal yang dilakukan jika ada bencana.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Kediri Adi Sutrisno menambahkan di kota ini selama beberapa waktu terakhir ini terjadi hujan deras yang menyebabkan bangunan dan pohon ambruk. Di Januari 2019 ada beberapa rumah warga yang roboh, misalnya di Kelurahan Pojok setelah terjadi hujan dan angin kencang.

Selain itu rumah Imam Roji di Lingkungan Gande, Kelurahan Bawang, Kota Kediri, juga ambruk. Sebagian besar rumahnya roboh termasuk bagian dinding, sehingga tidak bisa ditinggali.

Pihaknya juga sudah koordinasi dengan BMKG terkait dengan cuaca terutama di Kota Kediri. BPBD Kota Kediri juga selalu mendapatkan informasi terbaru terkait dengan cuaca bahkan untuk beberapa bulan ke depan.

"Untuk Februari 2018 cuacanya di atas normal, untuk Maret cuacanya normal, sedangkan untuk April di atas normal. Artinya di atas normal terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan perlu diwaspadai karena disertai angin kencang sesaat," kata dia.

Ia sudah meminta agar instansi terkait untuk mengevaluasi pohon besar yang tumbuh di sepanjang jalan Kota Kediri. Jika usianya sudah tua, diharapkan agar pohon itu segera dipangkas, mengantisipasi pohon ambruk jika diterjang angin kencang.

"Keberadaan pohon besar di tepi jalan umum Kota Kediri bisa dievaluasi lagi. Yang sudah waktunya ditebang karena usia semakin tua dievaluasi. Bisa jadi akarnya sudah tidak kuat," kata dia.

Baca juga: BPBD Jember bentuk lima desa tangguh bencana

Baca juga: Masyarakat Gunung Kelud tangguh hadapi bencana

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019