Makassar (ANTARA) - Pengamat komunikasi politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) Dr Firdaus Muhammad mengatakan dua sosok calon wakil presiden berbeda yakni Kyai Ma'ruf Amin dan Sandiaga Salahuddin Uno punya kelebihan dan kekurangan masing-masing khususnya pada massa pendukung.
"Sebenarnya sangat menarik memperbincangkan para calon wakil presiden ini, tetapi masyarakat lebih senang membahas mengenai calon presiden padahal wakil itu sangat berperan dalam pemerintahan," ujar Firdaus Muhammad di Makassar, Sabtu.
Ia mengatakan pemilihan dua calon wakil presiden ini langsung menghebohkan rakyat karena pemilihannya dilakukan di detik-detik akhir sebelum pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Petahana Joko Widodo langsung menunjuk seorang ulama yang tidak lain adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kyai Ma'ruf Amin dan begitu pula dengan Prabowo Subianto yang memilih Sandiaga Salahuddin Uno, Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Khusus untuk pendamping dari petahana Joko Widodo, pemilihannya dinilai tepat di tengah persoalan keummatan. Apalagi di saat serangan terkait wacana keagamaan dialamatkan kepada Jokowi.
Menurut dia, dengan latar belakang sebagai ulama serta basis massa organisasi masyarakat (ormas) Islam seperti Nahdlatul Ulama juga akan menguntungkan posisi Jokowi.
"Posisi Kyai Ma'ruf memang untuk membantu mengatasi stigma negatif tentang isu keagamaan yang dialamatkan kepada Jokowi. Itu adalah pilihan tepat untuk bisa meredam isu tersebut," katanya.
Sementara pada kelemahan untuk pasangan dari Jokowi ini, ada pada faktor usianya dibandingkan dengan rivalnya Sandiaga Salahuddin Uno yang masih muda.
Sedangkan kelebihan dari Sandiaga Uno adalah di usianya yang muda dan diterima oleh kalangan pemuda atau kaum millenial, ibu-ibu maupun masyarakat lainnya.
"Kalau Sandi itu peluang karirnya lebih besar jika terpilih karena di usianya yang begitu muda dan bargaining posisi Sandi yang punya basis massa kaum millenial dan emak-emak," katanya.
Firdaus menyatakan pemilihan Sandi justru lebih menguatkan Prabowo Subianto, apalagi ketika tidak adanya alternatif lain dalam kontestasi ini sehingga membuat rakyat yang tidak senang dengan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla bergabung ke Prabowo-Sandi.
Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019