Washington (ANTARA News) - Ketua badan pengawas nuklir PBB, Mohamed ElBaradei, mengemukakan, Minggu, dia tidak memiliki bukti bahwa Iran sedang aktif membuat bom nuklir. "Saya belum mendapat informasi apapun bahwa saat ini berlangsung program senjata nuklir yang aktif secara konkret," kata direktur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tersebut kepada CNN. Dia mengingatkan bahwa ancaman AS itu seperti "menyiram bensin ke api". "Meskipun jika Iran akan membuat senjata nuklir...setidak-tidaknya mereka masih butuh beberapa tahun lagi untuk memiliki senjata seperti itu," katanya, mengutip penilaian dari para pejabat AS sendiri, yang dilansir AFP. "Pada tahap sekarang kita perlu meneruskan usaha lewat diplomasi yang kreatif...karena saya tidak melihat adanya solusi lain kecuali diplomasi dan inspeksi," kata ElBaradei. Gedung Putih, Jumat, menolak adanya kesamaan antara pernyataan mereka terhadap Iran dengan persiapan saat akan menyerbu Irak. "Kami sepenuh hati ikut proses diplomatik," kata juru bicara Gedung Putih, Tony Fratto kepada para wartawan, namun mengatakan bahwa mengesampingkan pengerahan militer adalah sesuatu yang "kurang bijaksana". Dalam bulan-bulan terakhir, Bush telah meramal tentang "holocaust (bencana besar) nuklir" dan "Perang Dunia III", jika Iran memiliki senjata nuklir. Wapres Dick Cheney menyebut "konsekuensi berat" bagi Iran jika menolak tuntutan global untuk membekukan program nuklir mereka. ElBaradei mengemukakan jika AS memiliki informasi lebih banyak dibanding IAEA mengenai program nuklir Iran, dirinya "akan sangat senang menerima dan menindaklanjutinya." Dia mengemukakan "kami saat ini belum dapat memberi izin (program nuklir) kepada Iran karena masih banyak tanda tanya." "Tapi apakah kami telah melihat bahwa Iran memiliki bahan nuklir yang akan siap dijadikan senjata? Tidak. Apakah kami melihat program persenjataan yagn aktif? tidak," katanya. "Perang kata-kata" tidak akan menyelesaikan masalah nuklir Iran, kata ElBaradei, lalu menyebut perundingan yang masih berlangsung dengan Korea Utara sebagai contoh untuk menangani kasus Iran. Dia mengingatkan bahwa pengunaan militer dapat memicu "lautan api" global.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007