Medan (ANTARA News) - Volume ekspor crude palm oil (CPO) Indonesia tahun ini diperkirakan lebih rendah dari tahun lalu yang sekitar 12,1 juta ton akibat meningkatnya ekspor dalam bentuk produk jadi seperti biodiesel dan pemakaian di dalam negeri.
"Ekspor CPO Indonesia hingga Mei masih 4,5 juta ton, padahal ekspor tahun ini awalnya diprediksi sebanyak 13 juta ton dari 12,1 juta ton yang ditargetkan pada tahun lalu," kata Ketua Harian Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Derom Bangun, di Medan, Minggu.
Menurut dia, penurunan ekspor CPO itu akibat ekspor dan penggunaan di pasar lokal atas produk jadi seperti biodiesel meningkat.
Selain terjadi peningkatan ekspor produk jadi, penurunan ekspor CPO juga dipicu oleh terjadinya penurunan produksi tandan buah segar (TBS) di dalam negeri.
"Penurunan produksi terjadi akibat faktor cuaca. Cuaca yang tidak stabil menyebabkan gangguan panen," kata Derom.
Meski ada gangguan panen, tapi produksi diperkirakan masih bisa mencapai 17 juta ton.
Pasokan yang ketat dan pengaruh harga minyak bumi yang menguat menyebabkan harga ekspor terus menguat.
Pekan ini, harga CPO di Rotterdam berkisar 885 an dolar AS per ton dan di dalam negeri sekitar Rp7.500 per kg.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007