Nanning (ANTARA News) - Negara-negara anggota ASEAN dan Tiongkok menjanjikan suatu pasar ekonomi yang sangat potensial dan terus berkembang sehingga akan menjadikan suatu wilayah besar dan maju di bidang perdagangan dan investasi. "Antara Tiongkok dan ASEAN memiliki letak geografis yang dekat di samping memiliki hubungan yang baik sehingga akan menjadi suatu pasar yang besar serta menguntungkan," kata Wakil Menteri Perdagangan Tiongkok Gao Hucheng di Nanning, Wilayah Otonomi Guangxi, Tiongkok, Minggu. Hal tersebut dikemukakan ketika menyampaikan pidato dalam pembukaan China-ASEAN Expo (CAEXPO) yang berlangsung di Nanning dari tanggal 28-31 Oktober 2007, yang juga dihadiri oleh Menhub Jusman Syafii Djamal, Duta Besar RI untuk Tiongkok Sudrajat, Kepala Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) Depdag Bachrul Chairi, serta sejumlah pejabat tinggi negara anggota ASEAN. Dalam kegiatan tersebut sebanyak 75 pengusaha Indonesia juga menempati paviliun Indonesia untuk mempromosikan berbagai produk potensial yang dikoordinasi oleh BPEN Depdag. Sebagai wilayah yang besar, katanya, Tiongkok dan ASEAN seharusnya bisa memanfaatkan masing-masing potensi dan bisa saling melengkapi sehingga akan menjadi suatu wilayah ekonomi yang besar di dunia. Kerjasama ekonomi dan perdagangan antara China dan ASEAN dalam beberapa tahun ini tumbuh cukup pesat mengingat volume perdagangan bilateral akan mencapai 200 miliar dolar AS dalam dua tahun yang berarti lebih awal dibanding yang direncanakan. "Dalam beberapa tahun ini, kerjasama antara China dan ASEAN dalam berbagai bidang seperti perdagangan dan investasi tumbuh pesat," katanya. Dalam tahun 2006, katanya, volume perdagangan bilateral antara China dan ASEAN tercatat 160,84 miliar dolar AS, naik 23,4 persen dibanding tahun sebelumnya, yang terdiri atas impor China dari ASEAN sebesar 89,53 miliar dolar AS atau naik 19,4 persen dan ekspor China ke ASEAN sebesar 71,31 miliar dolar AS naik 28,8 persen. "Sementara pada Januari hingga Juli tahun ini, volume perdagangan bilateral mencapai 109,77 miliar dolar AS naik 27,5 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya," katanya. Ekspor utama China ke ASEAN antara lain kapal, tekstil dan produk tekstil, serta sayuran, sementara impor China antara lain produk tembaga, produk karet dan produk kakao. Saat ini, kata Hucheng, China dan ASEAN telah menjadi mitra dagang terbesar keempat satu sama lainnya. Total volume perdagangan bilateral antara China-ASEAN ditargetkan mencapai 190 miliar dolar AS tahun 2007 dan mencapai 200 miliar dolar AS tahun 2008, dan ini berarti bahwa target 200 juta dolar AS yang seharusnya dicapai pada 2010 akan terjangkau pada dua tahun lagi. Mengenai kerjasama investasi, ia mengatakan, antara China dan ASEAN juga mengalami pertumbuhan pesat, yaitu sampai akhir 2006 negara-negara ASEAN telah menanamkan modalnya sebesar 41,9 miliar dolar AS di China. "Sementara investasi perusahaan China di ASEAN juga mengalami pertumbuhan, dan ASEAN telah menjadi pasar utama bagi kerjasama proyek internasional dan kerjasama sumber daya alam bagi perusahaan China," katanya. Semenjak Kesepakatan Perdagangan Barang di Kawasan Perdagangan Bebas China-ASEAN yang diimplementasikan Juli 2005, rata-rata bea masuk China di ASEAN turun dari 9,9 persen menjadi 5,8 persen, sedangkan penurunan bea masuk barang-barang dari ASEAN ke China besarnya bervariasi. Perdagangan bilateral Tiongkok-ASEAN tahun ini diharapkan bisa mencapai 190 miliar dolar AS. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007