"Ujian nasional pada prinsipnya baik, hanya pelaksanaannya kadang-kadang ada yang cacat," kata Wardiman di Magelang, Jawa Tengah. Jumat.
Ia menyampaikan hal tersebut kepada wartawan saat menghadiri pameran literasi sejarah di Museum BPK Magelang.
Ia menuturkan karena penyelenggaraannya yang cacat itu lalu seluruhnya mau dihapus, seharusnya yang cacat itu diperbaiki, bukan dihapus seluruhnya.
"Ibarat rumah, karena pintunya miring kemudian rumah itu dibakar, kan tidak bisa begitu," katanya.
Ia menegaskan prinsipnya ujian nasional itu bagus, tetapi pertama harus diperbaiki, kedua dipakai untuk memperbaiki mutu pendidikan, karena ujian nasional digunakan melihat keadaan pendidikan.
Ia mencontohkan kepala dinas pendidikan melihat di salah satu SMA nilai matematikanya kurang, maka gurunya harus ditambah misalnya. Hal itu yang belum dilakukan.
Ia menuturkan ujian nasional banyak tentangan karena pelaksanaannya belum sempurna dan juga tidak dievaluasi dalam arti tidak digunakan hasilnya.
"Ada suatu SMA nilai matematikanya turun, apa pernah guru matematikanya ditambah. Jadi selama ini ujian nasional digunakan hanya untuk statistik, bukan itu, seharusnya untuk memperbaiki mutu pendidikan," katanya.
Ia menyampaikan mestinya ujian nasional dimanfaatkan begitu, tetapi itu belum sampai ke bawah, apalagi sekarang sekolah dipegang daerah bukan oleh pusat. Jadi pusat hanya membantu dengan membuat ujian nasional itu.
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019