Surabaya (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla saat melakukan kunjungan ke Surabaya dan sekitarnya meninjau sejumlah aktivitas antara lain perkembangan penanganan lumpur Lapindo, pembangunan jembatan Suramadu dan terminal peti kemas pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Peninjauan perkembangan penanganan lumpur Lapindo dilakukan Wapres dengan menggunakan helikopter setelah melakukan kunjungan ke Jombang, Jatim, Minggu. Sebelum berangkat ke Surabaya, Jatim, Wapres tepat pukul 07.00 waktu Indonesia Tengah (WITA) melepas gerak jalan dalam rangka HUT ke 400 tahun kota Makassar. Saat meninjau lokasi lumpur Lapindo, dengan menggunakan helikopter kepresidenan yang berputar-putar di wilayah udara Sidoarjo, Wapres mengamati dengan cermat perkembangan penanganan bencana tersebut. Dalam pemantauan perkembangan lumpur Lapindo lewat udara tersebut, Wapres didampingi Ibu Mufidah Kalla, Kepala Bappenas Paskah Suzetta, Gubernur Jatim Imam Utomo dan Ketua Fraksi Partai Golkar DPR Priyo Budisantoso. Usai meninjau penanganan Lapindo, Wapres mengunjungi pembangunan jembatan yang menghubungkan Surabaya-Madura (Suramadu) yang sudah memasuki tahap akhir. Dalam kesempatan itu, Kalla sempat memberikan arahan untuk menyempurnakan pembangunan jembatan tersebut. Kunjungan Wapres ke di Surabaya dan sekitarnya tersebut diakhiri dengan meninjau terminal peti kemas Pelabuhan Tanjung Perak. Wapres meminta otoritas pelabuhan melakukan penataan terminal peti kemas dengan baik sehingga lalu lintas kontainer bisa keluar masuk lebih cepat. Sebelumnya Kalla dalam kunjungan di Jawa Timur meresmikan Wisma Hadji Kalla di Pondok Pesantren Tebu Ireng. Dalam peresmian tersebut, Kalla meminta Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah terus meningkatkan peran serta mereka di bidang pendidikan. Karena dengan peran seperti itulah para generasi muda dapat memajukan martabat bangsa. "Di hari Sumpah Pemuda ini, saya ingin mengutip pernyataan KH Wahid Hasyim (pendiri NU) bahwa masa depan bangsa ini ada di tangan Pemuda," kata Wapres. Karena itu, lanjut Wapres, peran pondok pesantren yang diasuh oleh NU dan juga lembaga lembaga pendidikan yang diasuh oleh Muhammadiyah harus terus ditingkatkan agar generasi muda Indonesia maju sejajar dengan pemuda dari bangsa bangsa lain.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007