"Simulasi ini untuk menjelaskan tata cara pencoblosan, karena saat Pemilu nanti ada lima surat suara dan itu kita jelaskan ke mereka (warga binaan)," kata anggota Relasi, M Faysal.
Simulasi yang diinisiasi kelompok relawan itu, layaknya pencoblosan sebenarnya. Warga binaan tersebut juga ada yang bertindak sebagai petugas KPPS, pengaman TPS dan saksi partai politik.
"Kita berharap nantinya mereka paham tata cara pencoblosan, karena di Lapas Klas IIA Jambi tersebut nantinya juga ada TPS khusus bagi warga binaan," kata dia.
Saat simulasi itu umumnya warga binaan yang minim informasi masih kesulitan dalam pencoblosan, karena terdapat lima surat suara yang modelnya cukup besar sehingga membutuhkan waktu yang lama.
Warga binaan yang mengikuti simulasi pemungutan suara itu sebanyak 50 orang. Mereka cukup antusias mengikuti setiap tahapan dalam simulasi itu.
Pihak Lapas Klas IIA Jambi berharap melalui simulasi itu, semua warga binaan yang memiliki hak pilih dapat mengerti dan memahami tata cara saat proses pencoblosan Pemilu 2019.
Sementara itu, Relawan Demokrasi (Relasi) menyatakan telah mengedukasi terhadap enam segmen pemilih berkebutuhan khusus di Kota Jambi untuk meningkatkan partisipasi pemilih dan memberikan pendidikan politik pada Pemilu 2019.
Pemilih berkebutuhan khusus, termasuk warga binaan itu sama dengan pemilih pada umumnya yang perlu mendapat hak yang sama untuk memperoleh informasi dan menyuarakan hak pilihnya.
Relawan demokrasi berkebutuhan khusus yang direkrut Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Jambi itu beranggotakan lima orang. Mereka telah mendatangi sejumlah tempat sesuai dengan segmennya untuk turut menyosialisasikan Pemilu serentak tahun 2019.
Pewarta: Syarif Abdullah dan Gresi Plasmanto
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019