Mataram (ANTARA) - Pemerintah kota (Pemkot) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) telah menerima dana bantuan penanganan gempa bumi sampai saat ini sebesar Rp271,56 miliar untuk masyarakat terdampak guna proses rehabilitasi rumah rusak berat, sedang maupun ringan.

"Saat ini proses rehabilitasi dan rekonstruksi rumah penduduk yang rusak terus kita percepat seiring dengan telah dipenuhinya transfer anggaran oleh pemerintah pusat," kata Wali Kota Mataram, H Ahyar Abduh di Mataram, Jumat.

Dikatakan, untuk mempercepat proses penyelesaian pembangunan huninan tetap(huntap) bagi korban gempa bumi di Mataram, maka pemerintah kota(Pemkot) telah memberikan bantuan 202 paket cat tembok, cat kayu dan kloset bagi para korban yang sudah rampung membangun rumah tahan gempa dengan sumber utama dana bantuan pemerintah sebesar Rp50 juta.

"Selain itu, kita juga telah memberikan bantuan semen dan pasir bagi pada korban. Alhamdulillah sekarang sudah lebih sari 600 rumah warga yang rusak berat hampir selesai," katanya.

Akibat bencana gempa bumi, masyarakat kota Mataram terdampak dengan adanya kerusakan pada ribuan rumah, serta pada jaringan distribusi air bersih. Total rumah rusak sebanyak 13.437 unit, terdiri atas 2.396 rumah rusak berat, 2.777 rumah rusak sedang, dan 8.264 rumah rusak ringan.

Proses pemulihan, katanya segera dilakukan dengan penanganan pascabencana bidang sosial seperti rumah sakit, Puskesmas, bangungan-bangunan sekolah, serta rumah-rumah ibadah yang tersebar di berbagai wilayah kota Mataram.

"Tujuannya, agar hal-hal yang menjadi kebutuhan layanan utama masyarakat tetap menjadi prioritas, termasuk juga agar anak-anak sekolah bisa kembali belajar dengan nyaman di sekolah," ujarnya.

Lebih jauh wali kota mengemukakan, setelah proses transfer dana bantuan gempa kepada para korban yang telah terdata dalam data base, Pemkot Mataram kembali mengajukan dana sebesar Rp20 miliar untuk para korban yang belum terakomodasi akibat data-data yang tercecer.

"Kami berharap usulan tersebut juga dapat segera diakomodasi dan ditransfer pemerintah," katanya.

Asisten I Setda Kota Mataram, Lalu Martawang sebelumnya mengatakan, alasan korban gempa tidak terakomodasi dalam data base SK wali kota sebelumnya disebabkan beberapa faktor, antara lain memang terlewatkan.

"Data terlewatkan bisa kita maklumi karena dalam posisi menghadapi bencana," katanya.

Selain itu, ada saja warga yang berada pada posisi waktu itu mereka tidak yakin mendapat bantuan, dan setelah melihat ada bantuan riil barulah mereka meminta untuk diakomodasi serta alasan-alasan lainnya.

"Namun, pada prinsipnya kita akan memperjuangkan agar warga masyarakat yang terdampak gempa bisa membangun rumahnya kembali," katanya.


Pewarta: Nirkomala
Editor: Alex Sariwating
Copyright © ANTARA 2019