Temuan penderita TB paru di Pekanbaru itu mencapai 92 persen dari sasaran Kemenkes, namun secara bersamaan terdapat keberhasilan tingkat pengobatan pasien TBC mencapai 90,5 persen, kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Riau, Maisel Fidayesi di Pekanbaru, Jumat
Menurut dia, temuan penderita dan keberhasilan pengobatan dilakukan dengan inovasi kasus dengan Sirda atau penyisiran data rekam medis penderita TB Paru atau melalui upaya jemput bola di RS, Puskesmas dan Klinik.
Selain itu juga dilakukan investigasi kontak TB Paru, penemuan aktif di tempat khusus LAPAS dan Rutan, serta pesantren, dan populasi kunci.
"Sebelum penyisiran hanya tercatat sebanyak 2.945 kasus atau terjadi penambahan sebanyak 1.418 kasus lagi sehingga menjadi 4.372 kasus," katanya.
Terobosan tersebut, katanya lagi, melibatkan seluruh lapisan masyarakat dan dimaksudkan agar eleminasi TBC dapat tercapai di Indonesia sebelum tahun 2030, sehingga perlu komitmen multi sektor dalam upaya pencegahan dan pengendaliannya.
Oleh karena itu setiap orang perlu memeriksakan diri secara dini munkin bila menunjukkan gejala penyakit TB agar dapat segera diobati sampai sembuh, dengan demikian kelak tidak ada lagi sumber penularan penyakit tuberkulosis pada masyarakat.
"Sebab jika seorang bapak dalam satu keluarga menderita TB paru berpotensi menularkan ke 10 orang di sekitarnya, dan penularan penyakit itu sangat mudah terjadi lewat perantara udara," katanya.
Dinkes Kota Pekanbaru, katanya lagi, terus menggencarkan gerakan temukan tuberkoulosis obati sampai sembuh, selain itu diupayakan penemuan pasien secara masif sekaligus mendorong pasien TBC untuk memeriksakan diri dan melakukan pengobatan hingga tuntas.
Oleh karena itu perlu diketahui gejala utama TB paru adalah selama tiga pekan batuk berdahak secara terus menerus, berkeringat pada malam hari tanpa sebab yang jelas, badan menjadi lemah, dahak bercampur dengan darah atau penderita batuk berdarah, rasa sakit pada dada dan sesak nafas, demam lebih dari sebulan, nafsu makan menurun sehingga berat badan menurun pula.
"Setiap orang perlu memeriksakan diri secara dini munkin bila menunjukkan gejala penyakit TB agar dapat segera diobati sampai sembuh dengan demikian kelak tidak ada lagi sumber penularan penyakit tuberkulosis pada masyrakat," katanya.
Ia menambahkan, permasalahan program TB Paru di Pekanbaru, adalah belum ada regulasi daerah mengenai program TB paru tersebut, serta kesadaran masyarakat mengenai penyakit TB Paru belum optimal sehingga penemuan kasus TB paru secara aktif perlu lebih ditingkatkan.
Pewarta: Frislidia
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019