Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan tidak perlu bingung dengan kenaikan harga minyak yang terjadi akhir-akhir ini, karena tambahan pengeluaran juga akan diikuti dengan tambahan penerimaan dari migas. "Di APBN memang sudah dinyatakan bahwa pergerakan harga minyak akan mempengaruhi baik dari sisi penerimaan maupun pengeluaran. Jadi mengapa jadi bingung semua," kata Sri Mulyani. Ia menyatakan hal itu usai mengikuti pertandingan bola voli antara tim wartawan melawan tim Departemen Keuangan dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Jakarta, Minggu. Menurut Menkeu, yang paling penting dilakukan saat ini adalah menjaga komposisi secara keseluruhan, sehingga tidak terjadi defisit yang bertambah besar. "Kalau mengenai harganya nanti kita lihat di APBNP 2008 pada bulan Juli 2008, kalau APBN 2007 sudah ada APBNP tinggal kita jalankan saja," katanya. Menurut dia, perbedaan estimasi awal harga minyak (di APBNP 2007 dan APBN 2008 sebesar 60 dolar AS per barel) dengan yang terjadi saat ini (sempat mencapai 92 dolar AS per barel), bukan merupakan masalah serius. "Nggak apa-apa, kalau nanti subsidinya meningkat kan penerimaan juga meningkat. Jadi nanti akan dilaporkan dalam APBN realisasi yaitu saat kita bahas dengan DPR mengenai laporan keuangan 2007," katanya. Ketika ditanya sampai kapan harga minyak akan bertahan tinggi, Menkeu mengemukakan tidak ada yang tahu akan berapa lama. "Tidak ada yang tahu, yang bisa kita lakukan adalah me-manage APBN kita dari sisi penerimaan/pengeluaran maupun program-program pemerintah untuk diversifikasi," katanya. Ia mencontohkan adanya program pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW dengan sumber energi di luar minyak. "Kalau itu berhasil akan mengurangi permintaan dan subsidi minyak," kata Menkeu. (*)
Copyright © ANTARA 2007