Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Jumat, mengatakan, mengikuti asuransi pertanian itu sebagai antisipasi jika lahan garapannya mengalami gagal panen akibat terdampak bencana seperti banjir di Bantul beberapa waktu lalu.
"Kalau (arahan) saya antisipasinya kalau bisa petani bawang merah itu ikut asuransi, karena itu (bawang merah) termasuk komoditas pertanian mahal, sehingga kalau gagal kan bisa dapat (klaim) asuransi," katanya.
Pulung mengatakan, apalagi saat ini asuransi pertanian untuk komoditas tertentu sudah tersedia, bahkan premi yang dibayarkan setiap bulan tidak begitu mahal, dengan asuransi setidaknya kalau gagal masih tetap dapat melanjutkan tanam.
Akibat banjir yang melanda Bantul pada Minggu (17/3) karena hujan deras sejak pagi sampai malam, tanaman bawang merah seluas 63 hektare mengalami gagal panen karena terendam, dan semuanya belum diasuransikan.
"Belum (diasuransikan) karena memang belum ada petani yang berminat, padahal sudah kami sosialisasikan beberapa tahun, namun tetap tidak berminat, kecuali kalau nelayan, asuransi nelayan itu sudah mulai diikuti," katanya.
Pulung juga mengatakan, akibat banjir yang menggenangi lahan pertanian di Bantul selatan itu, petani bawang merah menderita kerugian sekitar Rp700 juta sebab tanaman tidak dapat diselamatkan karena baru umur dua minggu.
"Bantuan yang diberikan kepada petani berupa subsidi yang ada di anggaran perubahan, karena kami tidak menggunakan dana tidak terduga, tapi di perubahan nanti dan kami berikan pelatihan dan sekolah lapang," katanya.
Selain berdampak pada tanaman bawang merah, banjir genangan yang diperparah dengan luapan sungai itu mengakibatkan tanaman padi di Bantul seluas tiga hektare gagal panen, karena terendam air.
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019