Banten (ANTARA) - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Unit IV di Balaraja, Banten berpotensi menghemat anggaran sebesar Rp300 miliar jika selesai tepat waktu.

"Jika unit IV PLTU Lontar selesai pada bulan September 2019 ini bisa menghemat biaya Rp300 miliar," kata Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat PLN Haryanto WS di Balaraja, Banten, Jumat.

Proyek ekstensi PLTU Lontar Unit IV memiliki kapasitas 315 MW, di mana sudah ada tiga unit yang sudah beroperasi sebelumnya.

Nilai invenstasi proyek ini mencapai sekitar 205 juta dolar AS, yang dikerjakan oleh konsorsium Sumitomo, Black and Veatch Internasional Caompany dan PT Satyamitra Surya Perkasa.

PLTU Lontar IV akan memberikan dampak signifikan untuk listrik di Jawa Bagian Barat utamanya daerah DKI Jakarta dan Banten. Dengan adanya proyek tersebut diharapkan dapat menyokong perekonomian Provinsi Banten yang sudah banyak berkembang menjadi kawasan perumahan dan industri.

"Banten kawasan industrinya berkembang pesat maka butuh sokongan utama dari sektor pemenuhan kelistrikan," kata Haryanto.

Pembangkit-pembangkit yang direncanakan beroperasi di Jawa-Bali pada 2019 tersebut antara lain PLTU Lontar Unit 4, Banten 315 MW, Blok 2 PLTG Grati, Jawa Timur 160 MW, dan Steam Turbin PLTGU Tanjung Priok Blok M, Jakarta 200 MW.

Saat ini, beban puncak sistem Jawa-Bali mencapai 27.070 MW dan akan bertambah 1.400 MW menjadi 28.470 MW pada akhir 2019. Sementara, tambahan daya pembangkit yang direncanakan hingga akhir 2019 sedikitnya mencapai 3.000 MW.

"Dengan demikian, sistem kelistrikan interkoneksi Jawa-Bali tentunya akan semakin andal. Margin reserve (cadangan daya) juga makin meningkat menjadi di atas 30 persen," katanya.

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019