Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada pekan depan diperkirakan masih memiliki peluang naik, didorong oleh hasil laporan keuangan emiten kuartal ketiga 2007. "Pasar masih berpeluang melanjutkan hasil positif, didorong akan banyaknya pengumuman laporan keuangan emiten kuartal ketiga yang diprediksi membaik," kata Analis Riset PT Sinarmas Sekuritas, Alfiansyah, kepada ANTARA di Jakarta, akhir pekan ini. Namun, lanjut Alfian, sentimen negatif menyusul melambungnya harga minyak mentah dunia masih akan membayangi perdagangan saham di BEJ. Menurut dia, para pelaku pasar cenderung melihat pada saham-saham yang berkinerja baik, dan ini akan menjadi pendorong indeks untuk melanjutkan tren positifnya. Selain itu, kata Alfian, pergerakan pasar saham di kawasan AS dan Asia masih akan menjadi faktor pendorong indeks BEJ seperti yang terjadi pada pekan ini. Pada pekan ini IHSG ditutup di 2.624,432 atau menguat cukup tajam sebesar 60,680 poin (2,36 persen) dibanding penutupan pada pekan sebelumnya di 2.563,752. Sedangkan indeks LQ45 kelompok 45 saham unggulan ditutup melemah 16,457 poin (2,96 persen) menjadi 571,531 dibanding pada pekan sebelumnya yang berada di posisi 555,074. Pergerakan indeks BEJ pada pekan ini lebih cenderung bergerak fluktuatif dan mengikuti pergerakan saham di bursa regional. Indeks BEJ masih mendapat tekanan dari tingginya harga minyak dunia yang menyentuh harga 90 dolar As per barel sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap tekanan inflasi di dunia. Selain itu, pasar global juga masih dibayangi oleh krisis subprime mortgage yang sepenuhnya belum hilang. Namun, di pertengahan pekan, indeks BEJ kembali menguat yang mengikuti tren positifnya bursa regional karena didorong oleh aksi beli pelaku pasar setelah mengalami penurunan cukup tajam. Naiknya indeks ini juga didorong oleh sentimen individu setelah beberapa emiten mempublikasikan laporan keuangan kuartal ketiga 2007 menunjukkan kinerja yang membaik. (*)
Copyright © ANTARA 2007