"Tidak boleh melakukan hubungan seksual selama pengobatan, nanti menularkan pada pasangannya," kata dia di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan kutil kelamin bisa diderita siapapun yang sudah aktif berhubungan badan, meskipun hanya melakukannya dengan satu orang.
"Mengapa? Karena partner-nya mungkin tidak berhubungan dengan satu orang. Orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala. Karena tidak semua orang terinfeksi HPV gejalanya bisa dilihat dengan mata," ujarnya.
Saat ini ada berbagai metode pengobatan untuk kutil kelamin yakni mandiri dan klinik. Untuk mandiri, biasanya penderita menggunakan cairan Podofilin, krim Imiquimod dan salep Sinecatechins.
Sementara jika pasien menjalani pengobatan klinis, biasanya ada beberapa pilihan terapi sesuai derajat keparahan penyakit, antara lain cryotherapy, TCA Liquid hingga laser.
"Terapi tergantung besarnya kutil, banyaknya kutil. Angka kesembuhan bervariasi tergantung banyaknya, besarnya kutil. Pengobatan bisa berkali-kali. Ada pasien saya kena di anus harus terapi sampai 14 kali baru hilang (kutilnya)," kata Anthony.
Dia menambahkan, kutil kelamin perlahan bisa menyebabkan penderita bermasalah saat buang air dan melakukan penetrasi saat berhubungan badan.
"Tidak fatal, tidak membuat penderita meninggal tetapi berdampak psikologis seperti malu, marah, cemas dan tidak percaya diri," kata dia.
Baca juga: Mampukah kondom halau kutil kelamin?
Baca juga: Ahli sebut pria rentan terkena penyakit kutil kelamin
Baca juga: Waspadai kutil kelamin yang muncul tanpa gejala awal
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019