Kami harap secepatnya agar publik bisa terbantuJakarta (ANTARA) - Manajemen PT Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta masih menunggu layanan tiga operator telekomunikasi, yang saat ini tengah dalam negosiasi dengan pihak ketiga sebagai mitra pengelola moda transportasi modern itu.
"Kami harap secepatnya agar publik bisa terbantu,," kata Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin di Wisma Nusantara, Jakarta, Kamis.
Menurut dia, tiga operator telekomunikasi itu, yakni XL, Indosat, dan Tri yang belum mencapai kesepakatan dalam negosiasi bersama mitra MRT Jakarta, yakni PT Tower Bersama.
Tidak adanya layanan dari operator tersebut di stasiun bawah tanah menyebabkan pengguna jasa tidak menangkap sinyal telekomunikasi pada telepon seluler.
Sebelumnya, baru ada dua operator telekomunikasi yang menyiapkan layanan khususnya di jaringan bawah tanah, yakni Smartfren dan Telkomsel.
MRT Jakarta sepanjang 16 kilometer itu membentang dengan struktur layang sekitar 10 kilometer dari Stasiun Lebak Bulus hingga Sisingamangaraja dan konstruksi di bawah tanah sekitar enam kilometer dari Stasiun MRT Senayan hingga Bundaran HI.
Kamaluddin menjelaskan moda transportasi modern membutuhkan biaya operasional yang mahal karena memerlukan pasokan listrik yang banyak, dibangun dengan teknologi tinggi dan biaya pemeliharaan yang tidak sedikit.
Dengan demikian, harga penyediaan jaringan telekomunikasi khususnya di jalur bawah tanah juga tidak murah, walau ia tidak menyebutkan besaran nilainya.
"Tower Bersama yang berhubungan dengan operator telekomunikasi dan itu ada profit sharing kami dengan mereka," katanya.
Sementara itu, MRT Jakarta mencatat total jumlah penumpang mencapai 188 ribu hingga Rabu (27/3/2019) pada masa tidak berbayar yang berlaku hingga Minggu (31/3/2019).
Lonjakan tertinggi, kata dia, terjadi pada Rabu (27/3/2019) mencapai 77 ribu orang.
Untuk menjaga ketertiban penumpang, pengelola menyiagakan sejumlah petugas seperti di beberapa titik sepanjang peron atau area sebelum memasuki kereta.
Calon penumpang yang akan naik harus antre di barisan berwarna kuning, sedangkan penumpang yang turun dari kereta, melalui jalur berwarna hijau.
"Sudah ada peningkatan dari sisi kepatuhan penumpang tapi kami terus evaluasi karena masih ada beberapa titik yang masih ada penumpang buang sampah sembarangan, kami tegur. Itu kami tingkatkan," katanya.
Sementara itu, menjelang pemberlakuan tarif berbayar 1 April 2019, PT MRT Jakarta akan menggencarkan sosialisasi pembayaran dengan uang elektronik atau dengan cara membeli tiket sekali jalan.
Lima bank penerbit uang elektronik bisa digunakan, yakni Bank Mandiri, BNI, BRI, BCA dan Bank DKI.
Selain itu, pengelola MRT juga mengebut penataan tempat parkir dan penataan angkutan dalam jaringan (daring) di sejumlah stasiun di antaranya Lebak Bulus dan Fatmawati.
Tarif parkir per hari sebesar Rp5.000 untuk mobil dan Rp2.000 untuk motor yang dikelola Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
Baca juga: YLKI: Operator telekomunikasi wajib sediakan jaringan di MRT
Baca juga: MRT Jakarta bidik potensi wisata belanja di stasiun
Pewarta: Sri Muryono dan Dewa Wiguna
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019