"Untuk bus medium yang dikenal sebagai Mini Trans, yaitu yang sebesar Metromini dan Kopaja itu, targetnya tahun ini akan ditambah hingga mencapai sekitar 400 bus," kata Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono di Jakarta, Kamis.
Agung menjelaskan pengadaan bus tersebut berdasarkan keputusan Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang mengalokasikan bus baru tersebut untuk berbagai perusahaan bus seperti Metromini, Kopaja, Kopami, Koantas Bima dan lainnya untuk menambah 80 unit bus sedang yang sudah ada saat ini dengan operator perorangan.
Bus-bus itu sendiri, lanjut Agung, akan menjadi milik para operator, sementara Transjakarta akan berperan sebagai pengguna jasa dengan perjanjian pembayaran per kilometer.
"Saat ini fasenya mengumpulkan dokumen dan pelengkapan syarat-syaratnya, dan jika sudah lengkap mungkin pada Bulan April sudah bisa diadakan lelang elektronik oleh Badan Pemerintah untuk Pengadaan Barang dan Jasa (BPBJ) DKI jakarta. Perusahaan itu akan menawar biaya per kilometer, kemudian setelah sepakat kendaraan dipesan dan mereka operasikan," ujar Agung.
Pengadaan bus sedang baru tersebut, tambah Agung, yang paling utama adalah untuk memperbaharui unit dari bus-bus sedang konvensional yang beroperasidi jalanan ibu kota.
Di sisi lain, pengadaan ini juga akan meningkatkan taraf hidup awak bus itu sendiri karena seiring dengan kerjasama ini akan merubah sistem pendapatan yang akan mereka terima.
"Selain mengubah armada, juga mengubah yang tadinya awak bus kejar setoran, menunggu penumpang, menjadi memiliki standar minimum dan mendapatkan penghasilan tetap yang rutin sebagai gaji," ujarnya.
Akan tetapi, Agung belum merinci, Mini Trans ini akan melayani koridor mana saja, namun dia menjamin bus baru tersebut akan memiliki layanan yang sama dengan unit Transjakarta lainnya.
"Karena kan kami memiliki syarat-syarat juga untuk dipenuhi para operator," tutur Agung. ***1***
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019