"Selain berpeluang membuka pasar ekspor, penjualan diharapkan bisa dilakukan langsung kepada pembeli minyak atsiri di luar negeri sehingga memangkas harga perantara yang selama ini ada di domestik," kata Direktur Utama PTPN IX Iryanto Hutagaol saat dihubungi melalui telepon dari Semarang, Jawa Tengah, Kamis.
Ia menjelaskan kerja sama operasional ini bertujuan untuk menciptakan nilai tambah yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan yang berkelanjutan bagi kedua belah pihak.
Ia menyebutkan sejalan dengan transformasi bisnis yang sedang dilakukan pihaknya dengan program diversifikasi usaha komoditas minyak atsiri dengan bahan baku serai wangi telah dilaksanakan penyulingan perdana di pabrik yang terletak di Unit Kebun Siluwok-Batang oleh Direksi PTPN IX serta PT SIL.
Usaha kerja sama operasional berlangsung selama lima tahun dengan investasi alat destilasi dari PT SIL yang memiliki kapasitas pengolahan 3 ton bahan baku.
"Kerja sama operasional penyulingan minyak atsiri ini merupakan buah sinergi BUMN yang terus menerus berkarya demi menciptakan nilai tambah," ujarnya.
Melihat prospek dan perkembangannya, serai wangi telah dikembangkan penanamannya ke 14 unit kebun milik PTPN IX di Jawa Tengah, dan pada 2019 luasan lahan serai wangi tercatat sebesar 806,17 hektare dengan target pendapatan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar Rp52 miliar.
Ida Rahmi selaku Direktur Utama PT SIL berharap pabrik yang telah dibangun dapat beroperasi dan dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang baik dan sesuai standar.
"Dengan demikian ke depan akan membuka peluang baru pengembangan produk untuk mengikuti selera pasar," katanya.
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019