Manila (ANTARA News) - Suratkabar-suratkabar terkemuka dan para kelompok penentang Presiden Gloria Macapagal Arroyo Sabtu menyatakan kemarahannya atas keputusannya memberi maaf kepada pendahulunya Joseph Estrada meskipun dia dijatuhi hukuman penjara karena melakukan korupsi besar-besaran. Banyak dari para kritikus mengatakan, keputusan Arroyo bermaksud menyimpangkan perhatian dari tuduhan-tuduhan korupsi terhadap dirinya dalam rapat dengar pendapat Kongres dan terhadap oposisi. Arroyo memberikan maaf bekas bintang film berumur 70 tahun itu Kamis, hanya enam pekan setelah pengadilan khusus korupsi menyatakan bahwa dia bersalah mencuri uang negara jutaan dolar dan menjatuhkan padanya hukuman seumur hidup. Harian the Philippine Daily Inquirer berpendapat, pemberian maaf itu sangat memalukan dan menandakan bahwa Estrada tak pernah menunjukkan penyesalan yang dalam atau mengakui bahwa dirinya telah mencuri uang negara lebih dari 80 juta dolar melalui bisnis kotor dan hasil pengelola-pengelola perjudian. "Apa ini yang dikatakan pejabat publik? Yang saat ini sangat terbuka bagi praktek suap-menyuap dan korupsi. Atau bahwa di tingkat yang sangat tinggi dari jabatan, seseorang bisa berharap ada kelonggaran untuk kejahatan-kejahatan yang sangat keji sekalipun," kata suratkabar bertiras tertinggi itu dalam tajuknya. Suratkabar the Philippine Star juga menulis pedas dalam editorialnya. Klab Bisnis Makati yang berpengaruh, yang sebelumnya telah menyerukan kepada Arroyo untuk mengundurkan diri berkaitan tuduhan-tuduhan pembelian suara dalam pemilu, mengatakan dalam pernyataannya bahwa tindakan pemberian maaf Estrada itu `mengejutkan`, dan tampak terburu-buru untuk dilakukan. Langkah itu menunjukkan kepada dunia bahwa kekuasaan bisa melampaui pengadilan di negeri ini, kata kelompok pengusaha yang bermarkas di distrik keuangan Filipina, Makati itu. Pemberian maaf `mungkin bisa memberikan beberapa ketenangan politik dalam tempo yang sangat singkat, namun hal itu juga merendahkan negara di mata para investor potensial. Pesan yang mereka baca adalah bahwa korupsi di negara ini tidak dihukum, karenanya mereka cenderung melakukan korupsi," katanya menambahkan. Sementara itu, Pamalakaya, suatu kelompok protes dari sayap kiri, mengajukan pertanyaan kepada Estrada apakah pemberian maaf itu berarti dia segera akan bergabung dengan mereka dalam upaya untuk menggulingkan Arroyo. "Jika dia bergabung kepada sindikat Arroyo secara terang-terangan atau secara rahasia sebagai bagian dari kesepakatannya dengan Arroyo, dia masih akan menjadi bahan kecaman` bagi pemerintah," kata Pamalakaya dalam pernyataannya. Estrada terpilih sebagai presiden dengan suara mayoritas dalam pemilu 1998 namun digulingkan dalam pemberontakan yang terkenal pada tahun 2001 atas tuduhan korupsi, yang kemudian menyeretnya ke pengadilan anti korupsi pada awal tahun ini. Arroyo, yang menggantikan Estrada, mengatakan dia memberikan maaf kepadanya sebagai bagian dari kebijakan membebaskan para narapidana berumur 70 tahun dan demi `rekonsiliasi nasional.` (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007