Yangon (ANTARA News) - Myanmar membebaskan sekitar 80 orang, termasuk para anggota partai oposisi pimpinan-Aung San Suu Kyi, yang ditahan setelah tindakan keras berdarah oleh junta terhadap pembangkang, kata seorang pejabat partai, Jumat. Di antara kelompok itu, lebih 50 di antaranya anggota Liga Nasional untuk Demokrasi (LND) yang telah menghabiskan 12 dari 18 bulan terakhir dalam tahanan rumah tersebut, kata jurubicara NLD Nyan Win. Mereka dibebaskan Kamis dari penjara Insein yang terkenal di Myanmar, yang menampung kira-kira 1.100 tawanan politik. Kelompok hak asasi manusia menduga perlakuan kejam dan penyiksaan merajalela di penjara itu. Sekitar 13 biksu Budha juga termasuk di antara mereka yang dibebaskan. Biksu telah memimpin demonstrasi anti-junta yang mulai pada Agustus menyusul kenaikan besar-besaran harga minyak dan tumbuh menjadi tantangan terbesar pada rezim tangan besi dalam hampir dua dasawarsa itu. Namun pihak berwenang secara keras memadamkan unjuk rasa damai di Yangon akhir September, menewaskan sedikitnya 13 orang dan menahan lebih dari 2.100 orang. Tindakan keras junta tersebut telah memicu teriakan sedunia, dengan AS dan Uni Eropa memperketat sanksi terhadap penguasan militer penting negara itu. Jurubicara NLD Nyan Win juga mengatakan eksekutif senior partai itu, Hla Pe, dalam usia 80-an tahun, termasuk di antara mereka yang dibebaskan Kamis. Di tengah tekanan global yang meningkat terhadap junta, rezim itu mengadakan pertemuan yang jarang terjadi dengan Aung San Suu Kyi di Yangon Kamis dalam langkah yang dianggap sebagai upaya untuk menangkis kecaman sebelum kunjungan utusan penting PBB. Paulo Sergio Pinheiro, pelapor khusus PBB mengenai hak asasi manusia, dan utusan khusus PBB Ibrahim Gambari diperkirakan akan berkunjung ke Myanmar bulan depan unduk minta pembicaraan lagi antara junta dan Aung San Suu Kyi. Para utusan PBB itu diharapkan juga akan mendesak Myanmar, yang diperintah militer sejak 1962, untuk membebasakan semua tawanan politik.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007