Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan membantah bahwa kelapa sawit menjadi penyebab terbesar deforestasi atau perubahan fungsi lahan hutan menjadi non hutan, seperti yang dilaporkan Uni Eropa (UE).
"Laporan EU mengenai deforestasi, sawit itu kontribusinya paling kecil untuk deforestasi, sekarang kita sudah moratorium. Kita juga harus ada 'food security', harus punya lahan untuk ketahanan pangan itu," kata Menteri Luhut pada diskusi pada Seminar Industri Kelapa Sawit Indonesia di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa kelapa sawit hanya membutuhkan kurang dari 1 hektare lahan untuk memproduksi 1 ton minyak nabati.
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Satuan Tugas Kelapa Sawit International Union for Conservation of Nature (IUCN), kelapa sawit hanya membutuhkan 0,26 hektare (ha) lahan untuk memproduksi 1 ton minyak nabati, sedangkan minyak nabati dari bunga matahari memerlukan 1,43 ha lahan dengan hasil produksi yang sama.
Bahkan, soybean atau kacang kedelai memerlukan 2 ha lahan untuk menghasilkan 1 ton minyak nabati. Dengan begitu, hasil studi IUCN menyimpulkan bahwa kelapa sawit lebih efisien sembilan kali untuk penggunaan lahan daripada komoditas lainnya dalam memproduksi minyak nabati.
Senada dengan itu, Ketua Umum GAPKI Joko Supriyono mengungkapkan bahwa perkebunan kelapa sawit di seluruh dunia hanya menggunakan 17,32 juta hektare lahan atau 6 persen dari total luas lahan perkebunan minyak nabati dunia seluas 278,2 juta hektare.
Kelapa sawit dinilai menjadi komoditas paling efisien dalam penggunaan lahan, yakni dari lahan seluas 17,32 juta hektare, menghasilkan 56,65 juta ton atau menyumbang 40 persen dari total produksi minyak sawit global.
"Sekitar 17 juta hektare lahan sawit dari 278 juta hektare kebun minyak nabati. Kalau dibilang sawit 'the main cause of deforestation', ini justru sumbangan terhadap minyak nabati lebih besar dari kedelai yang menggunakan 110 juta hektare lahan," kata Joko.
Sementara itu, minyak nabati dari kacang kedelai menghasilkan 48,23 juta ton dari luasnya lahan 110,36 hektare.
Ia menambahkan bahwa penurunan fungsi lahan tidak hanya terjadi untuk minyak nabati, tetapi juga untuk peternakan atau grazing land seluas 400 juta hektare.
Baca juga: Gapki: kelapa sawit hanya gunakan 6 persen lahan minyak nabati
Baca juga: Akademisi: sawit bukan penyebab deforestasi
Baca juga: BPDPKS: Produktivitas sawit tertinggi dibandingkan minyak nabati lain
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019