Jakarta (ANTARA) - Pengamat Ekonomi Mari Elka Pangestu mengatakan dengan memberikan kesetaraan terhadap perempuan dalam sektor ketenagakerjaan, maka telah memaksimalkan sumber daya manusia Indonesia.
"Partisipasi perempuan dalam bidang ketenagakerjaan hanya 53 persen, jika kita tidak memaksimalkan angkatan perempuan maka kita tidak memaksimalkan sumber daya manusia yang ada. Karena setengah dari populasi penduduk Indonesia adalah perempuan," kata Mari saat memberikan sambutan peluncuran Jurnal Perempuan edisi 100 di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan kesetaraan perempuan adalah hak namun sering kali perjuangan untuk mencapai kesetaraan tersebut berliku-liku.
Dia menyebutkan beberapa alasan mengapa partisipasi angkatan kerja perempuan rendah, antara lain adalah usia perkawinan terlalu muda, sulitnya perempuan mengakses kesehatan dan edukasi, dan kultur yang masih menomorduakan kedudukan perempuan.
Belum lagi, upah pekerja perempuan yang lebih rendah sekitar 30-40 persen dibandingkan pekerja laki-laki, ujar guru besar FE UI itu.
Padahal perempuan memiliki kemampuan yang besar dalam kegiatan ekonomi karena keputusan konsumsi keluarga sering kali berada di tangan perempuan.
"Kita harus dapat melihat perempuan sebagai produktivitas untuk ekonomi," kata perempuan yang pernah menjabat sebagai menteri pariwisata dan ekonomi kreatif pada Kabinet Indonesia Bersatu II.
Baca juga: Komnas: Literasi digital dan sosial perempuan harus ditingkatkan
Baca juga: Akademisi: Pileg 2019 momentum kebangkitan kaum perempuan di parlemen
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019