Ternate (ANTARA News) - Ratusan warga adat Kesultanan Ternate, Maluku Utara (Malut), Jumat petang, mencoba menghadang tim KPU (Komisi Pemilihan Umum) Pusat di Bandara Babullah Ternate untuk meminta pemilihan gubernur di daerah itu tanggal 3 November 2007 ditunda.
Sejak pesawat Merpati yang diduga ditumpangi tim KPU Pusat dari Jakarta mendarat di Bandara Babullah Ternate, warga adat Kesultanan Ternate yang menunggu beberapa jam sebelumnya langsung mengepung semua pintu keluar bandara, termasuk pintu keluar VIP Bandara.
Mereka memeriksa setiap mobil yang keluar dari bandara, namun tidak berhasil menemukan tim KPU Pusat. Mereka lalu mencoba mencarinya ke dalam ruangan VIP bandara, karena mengira tim KPU Pusat ada di dalam ruangan VIP itu, namun ternyata juga tidak ada.
Warga adat Kesultanan Ternate tersebut sempat geram ketika mengetahui bahwa tim KPU Pusat sudah berhasil lolos keluar dari bandara. Untungnya kemarahan mereka itu tidak sampai dilampiaskan dengan merusak fasilitas umum yang ada di bandara.
Mereka semula ingin bertahan di bandara Babullah sampai bisa bertemu dengan tim KPU Pusat, namun aparat keamanan yang diturunkan ke bandara, berhasil membujuk mereka untuk kembali dan menemui langsung tim KPU Pusat di kantor KPUD Malut.
Salah seorang tokoh warga adat Kesultanan Ternate, Zaimnul, mengaku ingin bertemu tim KPU Pusat untuk meminta penundaan pemilihan gubernur dengan alasan bahwa KPUD setempat banyak melakukan pelanggaran.
Tim KPU Pusat datang ke Ternate untuk mencari data dan bahan menyusul adanya laporan dari DPRD Maluku Utara ke KPU Pusat mengenai banyaknya pelanggaran yang dilakukan KPUD Maluku Utara dalam melaksanakan tahapan pemilihan gubernur, terutama tahapan jadwal kampanye.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007