Bandung (ANTARA News) - Belum juga reda perguncingan mengenai aliran sesat Alquran Suci di Kota Bandung, belakangan muncul kelompok sejenis di Kabupaten Bandung yang menamakan diri sebagai penganut Tatanan Persatuan Quran (TPQ) dan polisi sedang memburu pimpinannya.
Kemunculan kelompok ini, menurut Kapolres Bandung AKBP Ahmad Dofiri, mulai terendus beberapa hari lalu setelah ada laporan warga masyarakat di kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung, yang kehilangan anak perempuannya.
"Memang kami menerima laporan ada warga yang merasa anaknya hilang setelah bertemu dan diajak temannya yang mengikuti aliran TPQ, bahkan setelah dibaiat anggota kelompok itu cenderung lupa keluarga, bahkan lupa dirinya sendiri," kata Kapolres, Jumat.
Ketika pengikutnya sudah terkena pengaruh baiat yang dilakukan oleh seseorang berinisial RN, mereka rela dimintai uang sebesar Rp50 ribu hingga Rp400 ribu dengan dalih untuk infak di jalan Allah.
"Kelompok itu mencari sasaran anggota baru di lingkungan industri, yakni para buruh yang mengontrak rumah di kawasan padat penduduk," katanya.
Kapolres mengatakan, berdasarkan catatan dan laporan yang masuk, ada tiga perempuan karyawan pabrik di kawasan Rancaekek yang menjadi korban, yakni Lilis asal Majalengka, Siti Latifah asal Bandung dan Tri dari Bali.
Dikatakan, sampai saat ini pihaknya masih memeriksa ketiga korban dan memburu pimpinan kelompok tersebut yang berinsial RN.
"Dugaan sementara kelompok yang mentasnamakan TPQ itu cederung melakukan tindak kriminal penipuan dengan cara baiat dan hipnotis," katanya seraya menambahkan aliran tersebut juga meresahkan warga masyarakat seperti aliran Alquran Suci.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007