Karawang (ANTARA News) - Orang tua Achriyanie Yulvie (19), mahasiswi D-III Politeknik Pajajaran "Insan Cinta Bangsa" Bandung yang tidak pulang sejak 9 September 2007 karena diduga mengikuti "Pengajian Al-Qur`an Suci", melapor ke Polres Karawang, Jumat, karena mendapat telepon gelap dari seseorang yang mengaku Kapolres Karawang AKBP Bambang Kristiyono. Kedua orangtua Yulvie, Ahmad Suprapto (52) dan Tati Sumiati (42) mengatakan, telepon gelap tersebut mereka terima pada Kamis (25/10) siang sekitar pukul 12.00 WIB. "Dalam pembicaraan di telepon, orang yang mengaku sebagai Kapolres itu meminta kami segera melapor ke kepolisian. Orang itu juga menegaskan dirinya siap membantu kami mencari keberadaan Yulvie," kata Suprapto. Dikatakannya, oknum tersebut menelepon melalui nomor telepon tetangganya. Sedangkan ketika ditelepon balik, nomor telepon tersebut tidak aktif. Sehingga, Suprapto mengaku kurang yakin kalau orang itu benar-benar Kapolres. Atas hal itulah, ia segera melapor ke Polres Karawang, menguji kebenaran nomor telepon seseorang yang telah mengaku Kapolres itu. Dengan membawa surat-surat dari Yulvie yang sempat dikirim pada 19 Oktober 2007 lalu, Suprapto bersama isterinya diterima aparat kepolisian di Unit Ekonomi Polres Karawang. Di ruang itulah, kedua orang tua Yulvie mendapat penjelasan kalau telepon tersebut tidak benar dari Kapolres Karawang, karena nomornya berbeda dengan nomor telepon Kapolres yang sesungguhnya. Yulvie adalah anak dari pasangan Suprapto dan Tati, warga Perumnas Bumi Telukjambe Blok T Nomor 536 RT 06/11, yang tidak pulang sejak 9 September 2007 lalu, karena mengikuti pengajian "Al-Qur`an suci" di Bandung. Disinyalir, kelompok pengajian itu merupakan salah satu aliran sesat yang berkembang hampir di setiap daerah, termasuk di Kota Bandung. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007