Jakarta (ANTARA) - Industri alat musik Indonesia akan tampil untuk pertama dalam pameran alat musik terbesar di Eropa yakni Frankfurt Musikmesse 2019 Jerman tanggal 2 sampai dengan 5 April 2019.
Wakil Ketua Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Ricky Joseph Pesik kepada pers di Jakarta, Selasa, mengatakan musik dan alat musik merupakan 16 sub sektor bersama film dan aplikasi yang tengah didorong pertumbuhannya karena mempunyai efek berganda yang sangat besar.
"Harapan saya, industri alat musik Indonesia dapat sejalan dengan industri musik dunia sehingga dengan adanya agenda ini dapat membuka peluang ekspor," kata Ricky.
Ricky mengaku stan yang akan ditempati delegasi Indonesia saat ini belum cukup besar hanya 70 meter persegi, namun dengan awal keikutsertaan di ajang ini diharapkan ke depannya dapat menempati ruangan yang lebih besar lagi.
Dalam ajang ini musisi Purwa Caraka, Damang Sarumpaet dari Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII), serta pengamat musik Adib Hidayat ditunjuk Bekraf sebagai kurator alat musik yang akan ditampilkan di pameran.
Purwa Caraka bersama grup musiknya akan tampil dalam acara tersebut dengan membawa alat musik produksi dalam negeri salah satunya musik tradisional Sasando asal Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.
Delegasi Indonesia berangkat ke ajang ini dengan sponsor utama dari perusahaan energi Medco Energy.
Deputi Pemasaran Joshua Puji Mulia Simandjuntak mengusung tema IDentities, yang telah dikenal sebagai salah satu merek bagi karya-karya terbaik anak bangsa dalam industri kriya dan kerajinan tangan.
"Selain promosi produk-produk mereka di acara ini, keterlibatan para pelaku kreatif sendiri diharapkan juga dapat memperkenalkan ekosistem industri alat musik nasional," kata Joshua.
Berdasarkan kurasi dari tim terdapat 11 jenis alat musik yang terpilih mewakili Indonesia di ajang Musikmesse 2019 di antaranya Kuassa Teknika yang bergerak dalam bidang software & pro audio, Genta Guitar yang memproduksi gitar serta ukulele, Premiere Wood Manufacturing dengan lini usahanya dalam bidang active speaker & professional speaker dan Kyre Drums dengan produk perkusi serta drum.
Selain itu, Indonesian Bamboo Community yang berfokus pada alat musik berbahan dasar bambu, Sawoe yang memproduksi alat musik berbahan dasar kayu, Sui Generis Straps dengan produk eksklusifnya yang berbentuk tali pengikat gitar, X9 Pro Audio dengan produk pengeras suara tertutup-nya, Blueberry Guitar yang memiliki produk custom guitar dengan desain yang memikat dan Seruni Audio dengan produk hand-built microphone serta Sasando Shop yang akan menampilkan produk alat musik tradisional khas Flores, Sasando.
Ke-11 pelaku kreatif ini sebelumnya telah lulus mengikuti 2 (dua) tahapan proses kurasi yang dilaksanakan pada Januari 2019. Diawali kurasi tahap 1 yang meliputi seleksi administrasi peserta, dan dilanjutkan kurasi tahap 2 yang meliputi proses wawancara dan presentasi karya/produk para peserta.
Purwa Caraka akan tampil di hari ke-3 penyelenggaraan Frankfurt Musikmesse 2019 pada 4 April 2019.
"Melalui pertunjukan ini, diharapkan agar promosi serta publikasi industri alat musik Indonesia dapat berjalan beriringan dengan pengenalan musik etnik khas Indonesia ke dunia internasional," ujar Joshua.
Frankfurt Musikmesse sendiri merupakan pameran terbesar di bidang industri musik sebagai tempat berkumpulnya para perusahaan, retailer, dan profesional dari sektor industri alat musik serta para musisi dari seluruh dunia.
Agenda ini telah berjalan selama 39 tahun sejak tahun 1980, sedangkan Indonesia baru kali ini bergabung dalam ajang ini.
Purwa Caraka dalam ajang ini akan membawakan musik kekinian dengan dikombinasikan dengan alat musik tradisional untuk menunjukkan alat musik tradisional juga bisa dibawakan dengan lagu-lagu terkini.
Kepada wartawan Purwa Caraka membawakan lagu yang akan ditampilkan di ajang tersebut dari Coldplay berjudul fix u.
Baca juga: Pemerintah bertekad bangun ekosistem esports di Indonesia
Baca juga: Industri game Indonesia pamerkan produk di San Francisco
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019