Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Fraksi Partai Golkar di DPR RI, Syamsul Bahri mengatakan, fraksinya hingga saat ini belum pernah membicarakan perlu tidaknya pembentukan Liga Nasional yang merupakan koalisi dari sejumlah partai besar sebagaimana digagas Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDI Perjuangan, Taufik Kiemas. "Kami berpendapat, Liga Nasional belum terlalu penting untuk dibentuk. Saat ini Partai Golkar (PG) sedang mempersiapkan penyelenggaraan Rapat Pimpinan (Rapim) November 2007 mendatang," katanya, di Jakarta, Jumat. Sebelumnya Taufik Kiemas mengatakan untuk mengantisipasi pemilihan umum dan pemilihan presiden tahun 2009, akan dideklarasikan Liga Nasional yang merupakan koalisi dari empat partai yaitu PDIP, Golkar, PPP, dan PAN, pada April 2008. Bagi PG, kata Syamsul Bahri, Liga Nasional akan jadi materi perbincangan serius usai Rapim, November mendatang. "Rapim nanti lebih fokus pada soal konsolidasi organisasi, konsep pemenangan Pemilu, mekanisme penentuan pimpinan nasional dari Partai Golkar, dan juga nantinya tidak tertutup kemungkinan diangkat masalah koalisi Parpol tadi, meskipun saya rasa tak terlalu urgen (penting)," ujar Syamsul Bahri. Secara terpisah, Sekretaris Kelompok Dewan Perwakilan Rakyat RI di MPR RI, Ichsan Loulembah, mengingatkan, agar koalisi politik yang nantinya berwujud Liga Nasional jangan cuma terjebak kepada tujuan-tujuan temporer dan hanya sekadar eksperimen menjelang Pemilu Presiden 2009 mendatang. "Seringkali kan istilah koalisi dalam kosakata politik kita terlampau longgar, berjangka pendek dan taktis. Malah seringkali tidak matang serta eksperimental. Ini yang perlu diingatkan, agar jangan rakyat jadi korban karenanya," ujar Ichsan Loulembah, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari Provinsi Sulawesi Tengah ini. Untuk menampik tudingan macam-macam dari publik, demikian Ichsan Loulembah, sebaiknya koalisi Parpol berdasarkan prinsip-prinsip ideologis, bersifat jangka panjang dan strategis. "Koalisi tidak mesti berangkat karena ada musuh bersama, tapi berdasarkan kepentingan bersama," tegasnya. Ichsan Loulembah juga mengingatkan, koalisi seringkali rapuh, jika diniatkan menghadapi kepentingan Pemilu saja. "Iya, ini harus terus diingat-ingatkan. Sebab, biasanya koalisi itu hanya untuk menghadapi kepentingan Pemilu, sementara pada isu-isu lain, para anggota koalisi berbeda secara tajam," ungkapnya. Karena itu, Ichsan Loulembah menambahkan, merawat konstituen dengan berupaya memperjuangkan kepentingan mereka secara sungguh-sungguh dan terukur, merupakan cara terbaik memenangkan Pemilu.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007