Denpasar (ANTARA) - Institut Seni Indonesia Denpasar menerima sumbangan perangkat musik modern berupa flute dan saksofon dari Kunitachi College of Music, Jepang, serta biola milik mendiang Ong Tiong Giap, maestro biola asal Surabaya yang menetap di Jerman sejak 1950.
"Kami kunjungan pertama ke Kunitachi pada 2015 lalu. Kemudian lanjut dengan kunjungan balasan, begitu selanjutnya, nyambung terus. Hingga hari ini kami diberi sumbangan alat musik modern. Bahkan salah satu peserta didik Kunitachi juga sempat mengambil 'degree' di ISI Denpasar," kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr Gede Arya Sugiartha, SSKar, MHum, di Denpasar, Senin.
Meskipun mendapat bantuan alat musik dalam jumlah banyak, Prof Arya mengaku terkendala regulasi pada sistem di Indonesia untuk pengirimannya.
Oleh karena itu, pihaknya terus berupaya mencari jalan keluar termasuk berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Jepang agar pengiriman perangkat musik yang diperkirakan satu kontainer itu berjalan mulus, tanpa melanggar aturan yang berlaku di Indonesia.
Selaku pimpinan institusi, Arya berjanji akan mempergunakan bantuan tersebut sebaik-baiknya. "Kami mengucapkan terima kasih atas segala bentuk perhatian semua pihak untuk lembaga kami, ISI Denpasar," ujarnya didampingi Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama I Ketut Garwa, Dekan Fakultas Seni Pertunjukan I Komang Sudirga dan Humas I Gede Eko Jaya Utama.
Sementara itu, Prof Kiechi Kubota dari Kunitachi College of Music mengaku pihaknya sangat senang bekerja sama dengan ISI Denpasar.
Hal ini dibuktikan dengan jalinan berbagai aktivitas akademik antara ISI Denpasar dengan lembaganya, kemudian dikuatkan dengan bantuan alat musik modern.
Kubota menjamin kondisi alat-alat musik milik institusinya masih bagus dan laik pakai, serta dia siap menyumbangkan minimal satu perangkat orkestra untuk mendukung program studi (Prodi) Musik di ISI Denpasar.
"Di tempat kami ada banyak alat musik modern yang masih bagus sekali. Kami persilakan pihak ISI Denpasar mengambilnya. Hari ini, kami menyerahkan dua perangkat saja secara simbolis," ucap Kubota.
Pada kesempatan yang sama, Jongky Goie, mengaku diutus oleh istri mendiang Ong Tiong Giap yang bernama Ong Wang Ing untuk menyerahkan dua buah biola koleksi suaminya yang meninggal dunia tahun lalu.
Jongky menceritakan semasa hidupnya Ong Tiong Giap merupakan salah satu pemain biola terbaik. Sementara istrinya adalah pemain piano kenamaan yang menjadi gurunya di universitas Stutgart, Jerman.
Mereka juga bekerja di orkestra milik pemerintah setempat. Pasangan suami istri itu, masih menurut Jogky, telah menjelajah belahan dunia untuk menggelar konser orkestra.
"Koleksi mereka sangat banyak, khususnya biola. Sepeninggal suaminya, Ibu Ong berniat membagi-bagikan alat musik koleksinya untuk generasi muda di Indonesia, khususnya Bali. Karena beliau sangat menyukai Bali," kata Jongky.
Dipilihnya ISI Denpasar oleh Nyonya Ong dikarenakan ia dan suaminya sering mengunjungi Bali. Selain itu, Jongky merupakan dosen tamu pada Prodi Musik ISI Denpasar.
"Jadi ada semacam kedekatan khusus antara keluarga Ong dengan ISI Denpasar. Selain itu, saya juga pernah membawa orkestra tiup dan menggelar konser di ISI Denpasar pada 2018," ucapnya.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019