Jakarta (ANTARA) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah pada Senin sore seiring dengan koreksi pasar saham global.
IHSG ditutup melemah sebesar 114,02 poin atau 1,75 persen menjadi 6.411,25, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45, bergerak turun 21,9 poin atau 2,13 persen menjadi 1.004,03.
"Pada perdagangan hari ini indeks harga saham gabungan konsisten bergerak di zona merah dipicu oleh kekhawatiran investor akan melambatnya pertumbuhan ekonomi global seiring dengan negatifnya selisih yield obligasi Amerika dengan tenor tiga bulan dan 10 tahun atau inversi "yield" obligasi," kata analis Indopremier Sekuritas Mino di Jakarta.
Imbal hasil obligasi AS atau US Treasury 10 tahun turun 0,08 persen menjadi 2,455 persen, sedangkan untuk yang jangka pendek tiga bulan tercatat 2,46 persen. "Inverted yield" terjadi ketika imbal hasil obligasi jangka panjang lebih rendah dibandingkan imbal hasil obligasi yang pendek, sebagai indikasi risiko jangka pendek yang meningkat.
"Selain itu melemahnya nilai tukar rupiah serta turunnya sebagian besar harga komoditas seperti minyak mentah, CPO, nikel dan batu bara juga menjadi tambahan katalis negatif di pasar," ujar Mino.
Dibuka melemah, IHSG hari ini berada di teritori negatif sepanjang hari hingga penutupan bursa saham.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual asing bersih atau "net foreign sell" sebesar Rp81,88 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 480.110 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 13,42 miliar lembar saham senilai Rp8,08 triliun. Sebanyak 109 saham naik, 315 saham menurun, dan 109 saham tidak bergerak nilainya.
Sementara itu, bursa regional Asia antara lain indeks Nikkei melemah 650,23 poin (3,01 persen) ke 20.977,11, indeks Hang Seng melemah 590,01 poin (2,03 persen) ke 28.523,35, dan indeks Straits Times melemah 29,18 poin (0,91 persen) ke posisi 3.182,92.**1***
(T.C005/ )
Pewarta: Citro Atmoko
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019