Kapal tersebut membawa para keluarga menuju ke satu pulau tempat rekreasi di Sungai Tigris pada Kamis, ketika terbalik. Banyak di antara wanita dan anak-anak yang berada di kapal itu tak dapat berenang.
Para militan IS (Daesh) dipukul mundur dari Mosul hampir dua tahun lalu, tapi bantuan telah memberi jalan bagi orang-orang atau pejabat-pejabat diduga terlibat dalam korupsi sementara pembangunan kembali kota yang rusak itu tak berjalan sebagaimana semestinya.
Sejumlah orang mendatangi presiden Irak dan gubernur itu pada Jumat, dan memaksa mereka pergi dari tempat kejadian. Kerumunan massa melempari bebatuan dan sepatu ke arah mobil yang di dalamnya ada Gubernur Nawfal Hammadi al-Sultan. Karena dalam keadaan kecepatan relatif tinggi, mobil itu menabrak dua orang, satu di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit.
Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi pada Sabtu meminta parlemen memecat Sultan. Undang-Undang Irak memberikan hak kepada parlemen federal untuk memecat gubernur-gubernur provinsi atas dasar saran dari perdana menteri.
Parlemen juga memecat dua wakil Sultan, sesuai dengan permintaan Abdul Mahdi. Gubernur itu dapat mengajukan banding di pengadilan. Ia belum memberikan komentar mengenai hal itu.
Dalam sepucuk surat kepada parlemen, Abdul Mahdi menuding Sultan lalai dalam menjalankan tugasnya, dan mengatakan sudah ada bukti dia menyalahgunakan dana masyarakat dan kekuasaan.
Para pemerotes menyalahkan kelalaian yang dilakukan pemerintah lokal atas kecelakaan tersebut. Kapal itu berisi penumpang lebih lima kali dari kapasitasnya, demikian kata seorang pejabat lokal.
Sumber: Reuters
Baca juga: PM Irak minta gubernur lokal dipecat setelah kapal ferry terbalik
Penerjemah: Mohamad Anthoni
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019