Serangan-serangan udara itu menewaskan 13 warga sipil, kata Safiullah Amiri, anggota Dewan Provinsi Kunduz. Di antara para korban terdapat beberapa anak-anak, kata Amruddin, anggota dewan lainnya, yang menyebut jumlah warga sipil yang tewas 12 orang.
Jenazah korban dibawa ke kota Kunduz di belakang truk sebagai protes oleh puluhan warga sipil terhadap kematian tersebut.
Kematian warga sipil terjadi ketika pasukan pemerintah Afghanistan dan Taliban mengklaim mengalami kerugian besar di masing-masing pihak di Kunduz dan Helmand, dua benteng Taliban.
Sersan Debra Richardson, wanita juru bicara bagi misi "Resolute Support" --yang dipimpin NATO di Afghanistan, mengatakan pihaknya mengetahui laporan-laporan tentang korban sipil, dengan menambahkan bahwa misi itu meninjau kembali semua tuduhan yang kredibel.
"Kami ambil tiap langkah untuk mencegah jatuhnya korban di kalangan warga sipil, berbeda dari Taliban yang sengaja bersembunyi di belakang kaum wanita dan anak-anak," kata dia dalam satu pernyataan.
Resolute Support, yang beranggotakan tentara dari 39 negara, melatih, memberi nasehat dan membantu pasukan keamanan Afghanistan.
Richardson mengatakan pasukan gabungan Afghanistan dan AS bertempur melawan Taliban sekitar 30 jam sejak Jumat hingga Sabtu dekat kota Kunduz. Dalam pertempuran Taliban bergerak masuk dan keluar rumah warga sipil.
Setelah membunuh 94 petempur Taliban, sejumlah serdadu AS dan Afghanistan mengendarai satu kendaraan ke tempat pemriksaan, tempat dia mengatakan mereka di serang dari jarak dekat, kemudian diikuti oleh petempur Taliban dari sisi tempat pemeriksaan yang menembaki mereka.
Serangan udara kemudian dilancarkan atas kompleks Taliban, salah satu di antara sekian kompleks hari itu, ujarnya.
Menurut satu sumber senior militer Afghanistan, empat prajurit Afghanistan gugur dalam pertempuran itu.
Taliban menyatakan pihaknya telah membunuh 19 anggota pasukan Afghanistan dan lima dari pasukan asing di Kunduz.
Sumber: Reuters
Baca juga: Enam nyawa melayang akibat serangan perayaan Nowruz di Kabul
Baca juga: Kata-kata terakhir lelaki Afghanistan perlihatkan Islam itu perdamaian
Baca juga: Taliban serbu pos keamanan di Afghanistan, tewaskan 21
Penerjemah: Mohamad Anthoni
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019