Ini merupakan tonggak monumental bagi bangsa Indonesia dalam pembangunan transportasi massal berbasis rel di Jakarta. MRT telah dicanangkan sejak lama di era Soeharto di mana waktu itu Pak Habibie sebagai Menristeknya

Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Kiai Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily, menyatakan telah diresmikannya "Mass Rapid Transportation" atau Moda Raya Terpadu (MRT) oleh Presiden Joko Widodo merupakan hasil kepemimpinan yang efektif.

"Ini merupakan tonggak monumental bagi bangsa Indonesia dalam pembangunan transportasi massal berbasis rel di Jakarta. MRT telah dicanangkan sejak lama di era Soeharto di mana waktu itu Pak Habibie sebagai Menristeknya," kata Ace dalam rilisnya yang diterima di Jakarta, Minggu.

Sekian banyak Gubernur DKI Jakarta telah merencanakan pembangunan MRT ini. Namun, di era kepemimpinan Gubernur Jokowi pembangunan MRT dimulai, ucapnya.

Selama enam tahun pembangunan MRT dilaksanakan, di mana Presiden Jokowi memantau langsung proses pengerjaan pembangunan ini dengan detail dan seksama dan Minggu ini telah meresmikannya untuk fase I dari Lebak Bulus ke Bunderan HI.

Menurut Ace, pembangunan ini MRT di Indonesia sudah ketinggalan dibandingkan dengan kota-kota besar di negara-negara maju lainnya di dunia, namun Presiden Jokowi telah mampu mengejar ketertinggalan kota-kota besar dunia dengan pembangunan moda transportasi publik yang nyaman dan berbasis rel yang dilengkapi berteknologi tinggi ini.

DI kota-kota negara ASEAN, MRT telah terlebih dahulu dibangun di Singapura tahun 1987, kemudian di Bangkok tahun 2004 serta di Kuala Lumpur, Malaysia, MRT telah diresmikan pada tahun 2017.

Di Asia tentu negara Jepang yang pertama kali membangun MRT, di mana di Tokyo pada tahun 1927. Jauh sebelumnya, di Kota New York, Amerika Serikat, MRT ini telah digunakan sejak tahun 1904.

Ace mengatakan Indonesia patut berbangga di bawah Kepemimpinan Presiden Jokowi pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT) telah diresmikan untuk fase I, yang merupakan prestasi yang membanggakan, bukan saja untuk rakyat Jakarta, namun juga untuk Indonesia.

Pemerintahan Jakarta telah mencanangkan berbagai moda transportasi publik yang bermacam-macam, di antaranya di era Gubernur Sutiyoso ada busway, Gubernur Fauzi Bowo sempat mencanangkan program Monorail, dan di era Jokowi-Ahok mencanangkan MRT yang telah selesai tahap 1 tahun 2019, dan LRT atau Kereta Layang Cepat yang hingga saat ini masih dikerjakan.

Ace mengatakan yang membuat program infrastruktur ini dapat diselesaikan adalah Jokowi mampu menerapkan kepemimpinan yang efektif.

Ada lima hal, pertama, seorang pemimpin seperti Jokowi memiliki kepemimpinan yang inovatif dan bekerja dengan pendekatan yang "out of the box" dan tidak terpaku pada pendekatan yang konvensional.

Pak Jokowi tidak hanya menerima laporan begitu saja dari para pembantunya. Tapi terjun sendiri ke lapangan memantau pekerjaan tersebut, walaupun oleh ada pihak-pihak yang menyebutnya sebagai pekerjaan "mandor", tuturnya.

Kedua, lanjutnya, Jokowi mampu menginspirasi dan memotivasi semua para pembantunya untuk mencapai visi yang ingin dituju bersama dengan terjun langsung ke lapangan, bukan sekadar memantau serta melihat pekerjaan.

Disitulah seorang pemimpin menginspirasi dan memotivasi anak buahnya untuk bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mencapai target yang telah dicanangkan, tegas Ace.

Ketiga, Jokowi menjadi teladan yang baik bagi para pembantunya. Keteladanan itu sangat penting, bukan hanya banyak bicara, tapi bekerja langsung.

Menurut dia, hal ini memotivasi mereka untuk ingin terus meningkatkan kemampuan dan kinerja dalam diri mereka.

Keempat, Jokowi memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi. Sekalipun beliau mengalami hujatan atas kebijakan yang diterapkannya, selagi beliau memiliki keyakinan yang teguh, beliau konsisten menjalankannya dengan sebaik-baiknya.

Pak Jokowi difitnah dengan hal-hal yang sesungguhnya tidak relevan dengan apa yang dikerjakannya. Namun, Pak Jokowi tangguh dan tetap tegak berdiri bekerja untuk rakyat, katanya.

Kelima, Jokowi merupakan pemimpin yang memberdayakan kepada para pembantunya sesuai dengan kapasitas dan kompetensi yang dimilikinya. Memberdayakan itu artinya memberikan kepercayaan kepada anak buahnya untuk bekerja sesuai dengan skema yang disepakati.

Dengan kepemimpinan yang efektif, Jokowi mampu bekerja dengan baik, di mana torehan berbagai hasil pembangunan, tidak hanya MRT namun juga infrastruktur lainnya seperti jalan tol, bendungan, irigasi, aktivasi Kereta Api yang mangkrak, waduk, tanggul, jalan desa, dan lain-lain menunjukan bahwa dia merupakan pemimpin yang bekerja secara efektif.

Tak cukup hanya beretorika, mengkritik, datang ke pasar-pasar menanyakan harga lalu bicara ke media dan menebarkan pesimisme untuk membangun bangsa ini. Jokowi bekerja dengan hati dengan menawarkan solusi untuk kebaikan bangsa.

Pembangunan MRT ini merupakan satu dari sekian banyak prestasi Pak Jokowi untuk membawa Indonesia menjadi negara maju dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. "Kita membutuhkan kepemimpinan yang tak hanya pandai bicara menebar janji tapi tanpa bukti. Kita membutuhkan pemimpin yang efektif bekerja untuk rakyat dan melayani dengan hati bukan dengan tangan besi," kata Ace Hasan.

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019