Ada yang menyatakan kalau pilpresyang akan digelar 17 April 2019 merupakan perang Badar (peperangan zaman Rasulullah MuhammadSAW), sehingga membaca doa perang Badar.
Tangerang (ANTARA) - Calon wakil presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin kembali menegaskan bahwa pemilihan presiden bukan sebuah perang, tapi ajang untuk mencari pemimpin terbaik bagi bangsa Indonesia.
"Pilpres itu bukan perang akan tetapi mencari pemimpin terbaik dari bangsa. Pemimpin itu harus menjaga agama dan membangun kemakmuran untuk rakyat seluruhnya," katanya dalam sambutannya pada acara peringatan Hari Lahir Ke-96 Nahdlatul Ulama di Lapangan Lapas Anak Pria, Kota Tangerang, Sabtu.
KH Ma'ruf Amin didampingi istrinya, Hj. Wury Estu Handayani menghadiri Harlah NU yang juga dihadiri KH Abuya Muhtadi dari Cidahu, Pandeglang, Gubernur Banten Wahidin Halim, Rais Am PBNU KH. Miftahul Akhyar, Rais Syuriah PBNU KH. Manarul Hidayah, Rais Syuriah PWNU Banten KH. TB. Abdul Hakim, Ketua PWNU Banten KH. Bunyamin dan para tokoh lainnya.
"Saya hanya minta doa dan dukungan, saya sekarang diajak menjadi cawapres," ucap KH. Ma'ruf Amin.
Ia menjelaskan, ada yang menyatakan kalau pilpres yang akan digelar 17 April 2019 merupakan perang Badar (peperangan zaman Rasulullah Muhammad SAW), sehingga membaca doa perang Badar.
Ma'ruf meminta agar masyarakat tidak boleh kena provokasi, bahwa pilpres ini dijadikan perang. Dalam perbedaan tidak akan menjadi masalah, dalam hal beragama dapat berbeda.
"Kalau tidak mau pilih Pak Jokowi pilih aja saya, kalau gak mau pilih saya maka pilih saya Pak Jokowi. Beres kan itu," katanya.
Ketua PWNU Banten KH. Bunyamin mengatakan agar warga NU di Banten agar tetap menjaga "ukhuwah wathaniyah" (persaudaraan sesama bangsa) untuk kedaulatan rakyat. Pentingnya dalam menjaga NKRI sehingga NU harus menjadi garda terdepan menjaga bangsa ini dari segala macam ancaman.
“Untuk itu mari kita sama-sama jaga kesatuan. Siap bersatu?. Kalau siap ada satu pesan dari saya tanggal 17 April 2019 bagi kita warga Nahdliyin,” katanya.
Ia menyatakan, NU hampir satu abad dengan berdiri tegap, sampai kapanpun tidak boleh berhenti berperan untuk mempertahankan NKRI. Pada saat ini sudah mulai berani kelompok kecil ingin menggantikan Pancasila menjadi khilafah, maka untuk itu NU harus siap ada garis terdepan untuk mempertahankan NKRI.
“Kita harus ingat calon wakil presiden kita adalah salah satu putra terbaik NU dan putra terbaik Banten. Kelewatan kalau orang Banten tidak memilih warga Banten,” katanya.
Pewarta: Sambas
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019