Pekanbaru (ANTARA) - Sebanyak 40 satwa dilindungi jenis unggas dan primata yang berhasil diselamatkan petugas gabungan Bea Cukai Madya Pabean Dumai dan TNI AL Provinsi Riau dari aktivitas penyelundupan tujuan negeri jiran Malaysia mengalami stres.
"Untuk burung-burung terlihat sangat stres. Akan tetapi saat ini kondisinya sudah jauh lebih baik," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono kepada Antara di Pekanbaru, Sabtu.
Ia mengatakan terdapat 38 jenis unggas dilindungi mulai dari empat jenis cenderawasih, kakak tua raja, hingga julang emas sulawesi berhasil diselamatkan petugas. Selain itu, juga terdapat dua primata jenis ungko (Hylobates agilis) yang turut disita dari tangan pelaku penyelundupan.
Saat diselamatkan petugas, lanjutnya, satwa itu dalam kondisi tidak stabil. Unggas terlihat stres sementara dua ungko jelas terlihat trauma. Bahkan, salah satu ungko mengalami cedera cukup serius pada bagian mata.
Hal itu ddiuga disebabkan satwa tersebut melintasi perjalanan darat cukup panjang dan melelahkan dari Lampung hingga ke Dumai. Selain itu, perlakuan kepada satwa tersebut juga kurang baik dan diletakkan dalam kotak-kotak sempit di belakang mobil.
Bahkan, Haryono menduga bahwa satwa itu berpotensi mengalami perjalanan lebih jauh dan melelahkan mengingat mayoritas satwa itu bukan dari endemik Sumatera, melainkan wilayah Indonesia timur.
"Kita punya tim medis. Sesampainya di BBKSDA langsung ditangani tim medis. Kondisi fisiknya saat ini jauh lebih tenang. Tapi memang ada kelihatan trauma, terutama ungko. Nanti akan ada tindakan lebih lanjut lagi," tuturnya.
Lebih jauh, ia menjelaskan BBKSDA Riau akan terus menangani secara serius seluruh satwa yang termasuk kategori sangat langka tersebut, untuk kemudian dapat diputuskan apakah harus dilepasliarkan atau diserahkan ke lembaga konservasi.
Petugas Bea dan Cukai Kota Dumai serta TNI AL berhasil menggagalkan upaya penyelundupan 40 satwa dilindungi. 38 diantar satwa itu merupakan jenis unggas yang terdiri dari tujuh ekor cenderawasih minor (Paradisea minor), dua ekor cenderawasih mati kawat (Seleucidis melanoleucus), dua ekor cenderawasih raja (Cicinnurus regius), dua cenderawasih botak (Cicinnurus republica).
Selanjutnya turut disita 12 ekor burung kakak tua raja (Probosciger aterrimus) dan tiga ekor burung julang emas Sulawesi (Acetos cassidix). Selain itu, petugas turut menyita dua ekor ungko dan 10 burung lainnya yang belum teridentifikasi.
Suharyono mengatakan terdapat lima orang pelaku turut ditangkap dari pengungkapan tersebut. Mereka terdiri dari empat pria warga Lampung masing-masing YA (28), TR (21), AN (24) dan SW (36). Sementara turut diamankan seorang warga lokal asal Kabupaten Bengkalis berinisial EF (48), yang diduga berperan sebagai penghubung.
Kepala Balai Gakkum Sumatera Eduwar Hutapea menjelaskan status para pelaku masih terperiksa. Dia mengatakan pihaknya memiliki waktu 24 jam untuk menetapkan status para pelaku tersebut sebagai tersangka atau tidak.
"Kita masih terus melakukan pemeriksaan secara maraton karena baru tiba di Pekanbaru jam tiga dinihari tadi setelah kita jemput ke Dumai," kata Edo.
Pewarta : Anggi Romadhoni
Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019