Medan (ANTARA News) - Sekitar 30-an mahasiswa Universitas Negeri Medan (Unimed) melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Konsulat Jenderal (Konjen) Malaysia Jalan Diponegoro Medan, Kamis.
Dalam orasinya mahasiswa itu menyatakan pemerintah Malaysia dan aparatnya dinilai telah melakukan tindakan pelecehan terhadap bangsa Indonesia.
Mereka mengatakan Malaysia telah mengklaim lagu Rasa Sayange sebagai miliknya, pelecehan terhadap diplomat Indonesia, penganiayaan TKI, pemukulan wasit karate dan aksi penyisiran terhadap mahasiswa Indonesia di negara itu, kata pimpinan aksi, Johannes Simbolon.
Mahasiswa Unimed yang tergabung dalam Dewan Pengurus Komisariat Front Mahasiswa Pejuang Reformasi (DPK Fromper) ini meminta pemerintah Malaysia mengeluarkan "treaty contract" dengan Indonesia sebagai wujud niat baik dalam menjunjung tinggi HAM dan meminta maaf kepada bangsa Indonesia melalui media massa dan di depan Majelis Umum Dewan Keamanan PBB.
Pada kesempatan itu beberapa perwakilan dari pengunjuk rasa sempat diterima memasuki kantor untuk bertemu langsung dan berdialog dengan Konjen Malaysia Fauzi Omar.
Namun pertemuan itu tidak berlangsung lama karena Malaysia menganggap apa yang dilakukannya adalah benar. "Saat berdialog kami merasa otak kami seperti dicuci karena mereka menganggap apa yang dilakukan pemerintahnya di negara itu adalah benar dan Indonesia perlu banyak belajar dari Malaysia," kata salah seorang perwakilan saat usai berdialog, Simon Manalu.
Aksi yang berlangsung hampir dua jam tersebut mendapat pengawalan serius dari aparat kepolisian setempat dengan mengerahkan dua truk polisi untuk pengamanan di sekitar lokasi unjuk rasa.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007