Hari keempat pasca banjir Sentani, warga mulai terserang penyakit diare. Pada 17 -19 Maret 2019 masih didominasi pada kasus ISPA, Myalgia dan Dermatitis

Jayapura (ANTARA) - Penyakit Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) mulai menyerang warga korban banjir Sentani, Kabupaten Jayapura pasca bencana alam itu akibat hujan yang mengguyur wilayah tersebut sejak Minggu (17/3) malam hingga subuh.

"Hari keempat pasca banjir Sentani, warga mulai terserang penyakit diare. Pada 17 hingga 19 Maret 2019 masih didominasi pada kasus ISPA, Myalgia dan Dermatitis," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua, Aloysius Giyai di Jayapura, Jumat.

Ia menjelaskan, ISPA adalah infeksi yang mengganggu proses pernafasan seseorang. Infeksi ini umumnya disebabkan oleh virus yang menyerang hidung, trakea (pipa pernafasan), atau bahkan paru-paru.

ISPA menyebabkan fungsi pernapasan menjadi terganggu. Jika tidak segera ditangani, infeksi ini dapat menyebar ke seluruh sistem pernapasan dan menyebabkan tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen. Kondisi ini bisa berakibat fatal, bahkan sampai berujung pada kematian

ISPA merupakan penyakit yang mudah sekali menular. Orang-orang yang memiliki kelainan sistem kekebalan tubuh dan orang-orang lanjut usia akan lebih mudah terserang penyakit ini. Anak-anak juga memiliki risiko yang sama, karena sistem kekebalan tubuh mereka belum terbentuk sepenuhnya.

Seseorang bisa tertular ISPA ketika dia menghirup udara yang mengandung virus atau bakteri. Virus atau bakteri ini dikeluarkan oleh penderita infeksi saluran pernapasan melalui bersin atau ketika batuk.

Namun, lanjut dia pada 20 Maret 2019, penyakit Diare menempati urutan ke tiga. Hampir sebagian besar warga korban banjir terserang penyakit diare.

Selain pelayanan kesehatan terhadap warga korban banjir, kata Aloysius, tenaga kesehatan yang diturunkan juga melaksanakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio kepada anak-anak dimasing-masing posko pengungsian.

"Total anak yang mendapatkan pelayanan PIN Polio yang diimunisasi Polio sebanyak 700 anak dimasing-masing posko yang ada," tambahnya.

Pewarta: Musa Abubar
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019