Mamuju (ANTARA) - Warga dusun Sama, kabupaten Mamuju, provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) yang mengungsi karena trauma pascabanjir bandang, masih mencari lahan untuk lokasi relokasi.
"Saat ini kami masih mencari lahan relokasi. Warga masih tetap bertahan di tenda pengungsian di dusun Gentungan, kecamatan Kalukku," kata kepala dusun Sama, Basir, dihubungi di Mamuju, Jumat.
Ia menyatakan, telah bertemu langsung dengan Bupati Mamuju, Habsi Wahid untuk menyampaikan kondisi warga dusun Sama yang sampai saat ini masih bertahan di pengungsian.
Bupati, menurut Basir, meminta warga mencari lokasi, namun sampai saat ini warga yang mengungsi belum menemukan lahan yang yang cocok untuk pemukiman 59 kepala keluarga (kk) atau 273 warga yang mengungsi.
"Kami diminta oleh Bupati agar mencari lahan relokasi. Jadi, lahan itu nantinya akan dibayar oleh Pemkab Mamuju, kemudian membuat bedah rumah," ujarnya.
"Kami sudah menemukan lahan yang juga tidak jauh dari lokasi pemukiman yang ditinggalkan, tetapi luasnya hanya setengah hektare sementara lahan yang dibutuhkan untuk pemukiman 59 kk warga dusun Sama, minimal satu hektare. Harga yang ditawarkan pemilik lahan juga cukup mahal sehingga belum ada kepastian terkait lokasi relokasi," tandas Basir
Warga, menurut dia, tetap bersikukuh akan bertahan di lokasi pengungsian hingga adanya lahan relokasi.
Sebelumnya, Bupati Mamuju, Habsi Wahid mengatakan, pemerintah setempat telah menyiapkan lahan untuk warga dusun Sama, tidak jauh dari kawasan permukiman warga yang mengungsi.
"Saat ini kami sudah mempersiapkan melakukan relokasi. Sudah ada lokasinya yang kami tinjau, mudah-mudahan mereka bisa direlokasi ke situ," katanya.
Bupati mengatakan, kawasan permukiman yang ditinggal mengungsi sebanyak 59 kk atau sebanyak 273 jiwa itu masih bisa dihuni.
Namun karena warga takut kembali dan meminta direlokasi, sehingga Pemkab Mamuju akhirnya mencari alternatif dengan mencari lokasi pemukiman baru.
"Sebenarnya kalau dipaksakan bisa saja dihuni karena yang mengalami keretakan hanya beberapa bagian tertentu. Tetapi karena warga trauma dan takut pulang dan meminta direlokasi sehingga kami mencarikan lahan," ujar Bupati.
Kawasan pemukiman yang mereka tinggalkan di dusun Sama, nantinya hanya dijadikan sebagai kebun.
Sebanyak 59 kk atau sekitar 273 jiwa yang didominasi anak-anak dan perempuan mengungsi dari rumah-rumah mereka di dusun Sama karena khawatir akan terjadi longsor, pascabanjir bandang menerjang kawasan itu, pada Kamis (28/2).
Pada saat banjir bandang tersebut sebanyak lima rumah warga dusun Sama hilang terseret air.
Kemudian, pascabanjir bandang tersebut, warga kembali panik setelah adanya retakan di kawasan perbukitan yang mengelilingi dusun Sama.
Akhirnya, pada Kamis (7/3) warga dusun Sama mengungsi di kantor keluarahan Bebanga, kecamatan Kalukku selama tiga hari. Namun, setelah masa tanggap darurat berakhir pada Minggu (10/3), maka warga akhirnya mencari tempat pengungsian sendiri setelah menolak dipulangkan ke rumahnya masing-masing.
Hingga saat ini, warga dusun Sama bertahan dan membuat tenda darurat di dusun Gentungan, kecamatan Kalukku atau berjarak sekitar satu kilometer dari kawasan pemukiman mereka.
Pewarta: Amirullah
Editor: Alex Sariwating
Copyright © ANTARA 2019