Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore melemah 23 poin menjadi Rp14.163 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.140 per dolar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, mengatakan, salah satu sentimen negatif bagi rupiah yaitu Uni Eropa yang sepakat memberikaan perpanjangan waktu hingga 22 Mei 2019 jika proposal Brexit disetujui oleh parlemen Inggris pekan depan. Jika tidak ada persetujuan dari parlemen pekan depan, perpanjangan waktu hanya berlaku sampai 12 April 2019.

"Jadi kalau sampai tidak ada restu dari parlemen pada pekan depan, Inggris punya waktu sebulan untuk bersiap menghadapi mimpi buruk yaitu keluar dari Uni Eropa tanpa kompensasi apa-apa alias No-Deal Brexit," ujar Ibrahim.

Selain itu, sentimen eksternal lain yaitu terkait perang dagang dimana negosiator dari AS dan Tiongkok dijadwalkan bertemu di Beijing untuk mengadakan pembicaraan baru minggu depan.

Sesuai informasi bahwa negosiator AS tidak menargetkan cepat tercapainya kesepakatan perdagangan. Sebaliknya, tujuannya adalah untuk mencapai kesepakatan selama pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan pesaingnya dari Tiongkok Xi Jinping di Mar-a- Lago kira-kira sebelum akhir April 2019 mendatang.

Dari domestik, naiknya harga minyak jenis "light sweet" ke level 59,76 dolar AS per barel pada pukul 15.38 WIB memberi tekanan pada rupiah.

"Perkembangan harga minyak mentah dunia menjadi sentimen negatif hari ini bagi rupiah," ujar Ibrahim.

Nilai tukar (kurs) rupiah pada pagi dibuka menguat Rp14.136 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.136 per dolar AS hingga Rp14.163 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.157 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.102 per dolar AS.***1***
(T.C005/ )

Pewarta: Citro Atmoko

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019