Tokyo (ANTARA) - Nikkei Jepang berakhir sedikit berubah pada perdagangan Jumat, karena saham-saham terkait chip mengimbangi pelemahan dalam saham-saham keuangan dan pembuat obat, yang jatuh setelah Eisai mengatakan akan mengakhiri uji coba obat-obatan Alzheimer.
Indeks Nikkei 225 ditutup naik tipis 0,09 persen atau 18,42 poin menjadi 1.627,34 poin, setelah keluar masuk wilayah positif dan negatif. Indeks naik 0,80 persen untuk minggu ini.
Indeks Topix yang lebih luas bertambah 2,72 poin atau 0,17 persen, menjadi berakhir pada 1.617,11 poin.
Pembuat peralatan chip melonjak, mengikuti kenaikan saham-saham teknologi AS semalam. Advantest Corp melonjak 6,2 persen dan Tokyo Electron melonjak 5,2 persen.
Tetapi saham-saham keuangan dilanda aksi jual setelah spread antara imbal hasil surat utang pemerintah tiga bulan dan obligasi pemerintah 10 tahun menyusut ke level tersempit sejak Agustus 2007 pada Kamis (21/3), setelah keputusan Federal Reserve AS untuk menghentikan pengetatan kebijakan moneter.
Spread atau selisih yang lebih sempit antara imbal hasil tiga bulan dan 10 tahun menunjukkan peningkatan ekspektasi pasar terhadap resesi.
"Pemulihan sektor teknologi AS menunjukkan bahwa pertumbuhan saham-saham sedang kembali," kata Norihiro Fujito, kepala strategi investasi di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities.
"Di sisi lain, saham-saham keuangan berada di bawah tekanan yang mencerminkan sikap dovish The Fed."
Perusahaan-perusahaan asuransi dan bank, yang mencari produk dengan imbal hasil lebih tinggi seperti obligasi AS, jatuh. T&D Holdings turun 1,1 persen, Dai-ichi Life Holdings merosot 1,2 persen dan Mitsubishi UFJ Financial Group turun 0,5 persen.
Sektor obat-obatan juga menjadi sorotan, merosot 3,0 persen dan merupakan pemain dengan kinerja terburuk.
Eisai Co menukik 17 persen ke level terendah harian 7.565 yen setelah pembuat obat dan mitranya, Biogen Inc, mengatakan mereka mengakhiri dua percobaan obat aducanumab Alzheimer’s .
Berita itu menyeret nama-nama farmasi lain seperti Astellas Pharmaceutical, yang jatuh 3,5 persen dan Takeda Pharmaceutical turun 0,7 persen.
"Merupakan pukulan terhadap harapan untuk perawatan baru karena obat Alzheimer ini adalah salah satu obat yang diharapkan berhasil," kata Yoshihiro Okumura, manajer umum di Chibagin Asset Management.
Dia mengatakan bahwa berita Eisai mengingatkan kejatuhan pasar SanBio Co pada Januari, ketika investor kecewa dengan berita bahwa dia dan Dainippon Sumitomo Pharma Co melihat percobaan klinis obat bersama mereka di Amerika Serikat tidak berhasil.
"Ada poin yang sama dengan kasus SanBio yang sahamnya naik karena harapan tetapi jatuh," kata Okumura, menambahkan bahwa kegagalan obat Alzheimer adalah peringatan bagi investor bahwa mereka tidak boleh terlalu optimis tentang penelitian dan pengembangan pembuat obat.
Baca juga: Indeks Nikkei Jepang ditutup naik tipis jelang pertemuan The Fed
Baca juga: Nikkei Jepang turun tipis karena saham eksportir melemah
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019