Washington (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri AS, Condoleezza Rice, menyatakanRabu, Iran "mungkin merupakan satu-satunya tantangan terbesar" bagi keamanan nasional Amerika, karena program nuklirnya dan kebijakannya "yang mendukung terorisme". "Kami sangat prihatin bahwa kebijakan-kebijakan Iran itu mungkin merupakan satu-satunya tantangan terbesar bagi kepentingan keamanan nasional Amerika di Timur Tengah dan seluruh dunia," kata Rice pada dengar-pendapat di Kongres, seperti dilaporkan AFP. Setelah pernyataan-pernyataan AS yang bernada perang akhir-akhir ini, termasuk peringatan Presiden George W. Bush bahwa Iran yang bersenjatakan nuklir menimbulkan ancaman "Perang Dunia III", Rice mengemukakan Washington tetap bertekad mengupayakan perundingan untuk mengakhiri program atom Iran. "Kami, bersama mitra-mitra internasional kami, terus mengupayakan pendekatan dua arah atas masalah nuklir itu," katanya kepada Komite Urusan Luar Negeri DPR, ketika memberikan keterangan mengenai kebijakan AS menyangkut Timur Tengah. Rice mengingatkan bahwa seiring dengan perundingan yang dipelopori Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Javier Solana, Washington dan mitra-mitranya di Uni Eropa menyusun sanksi-sanksi PBB yang lebih ketat terhadap Iran karena penolakannya meninggalkan program pengayaan uranium. Di luar diplomasi itu, menurut Rice, Bush bertekad memburu "para pemain Iran yang mencederai pasukan kami di (Irak) dan orang-orang Irak yang tidak berdosa". Pasukan Quds, bagian dari Garda Revolusi Iran, dituduh oleh para panglima AS membantu milisi-milisi Syiah yang terlibat dalam konflik sektarian berdarah di Irak. Senat AS bulan lalu memutuskan menyebut Garda Revolusi sebagai organisasi teroris -- sebuah langkah yang kata beberapa anggota Demokrat telah menempatkan AS di sebuah jalur menuju perang dengan Iran. (*)
Copyright © ANTARA 2007