Jakarta (ANTARA) - Menutup 2018, kinerja keuangan Bank DKI menunjukkan tren positif dengan pencapaian laba bersih per Desember 2018 sebesar Rp800,3 miliar, meningkat 12,4 persen dibandingkan laba bersih pada periode yang sama 2017 yang sebesar Rp712,2 miliar.

"Pencapaian laba bersih didorong oleh peningkatan pendapatan operasional bank yang didominasi oleh pertumbuhan 'fee based income' sebesar 26,2 persen seiring dengan peningkatan aktivitas produk dan layanan yang terjadi di sepanjang 2018," kata Direktur Keuangan Bank DKI, Sigit Prastowo di Jakarta, Jumat.

Dalam pemaparan kinerja keuangan 2018, Sigit Prastowo menyatakan secara umum, pada 2018 Bank DKI mampu mencatatkan pencapaian kinerja yang baik sesuai dengan yang diharapkan.

Kinerja positif juga tercermin pada realisasi penyaluran kredit yang melampaui target perseroan. Sepanjang 2018 pertumbuhan kredit Bank DKI mencapai 27,9 persen, dari semula Rp27,1 triliun pada 2017 menjadi Rp34,7 triliun pada akhir tahun lalu. Pertumbuhan tersebut berada jauh di atas pertumbuhan rata-rata perbankan nasional yang tercatat sebesar 12,9 persen pada 2018.

"Pertumbuhan tersebut merupakan refleksi dari tema utama kebijakan strategis yang diusung Bank DKI pada 2018 yakni Akselerasi Pertumbuhan Berkualitas," kata Sigit Prastowo.

Sigit mengatakan peningkatan penyaluran kredit dan pembiayaan terutama difokuskan kepada segmen mikro yang meningkat cukup signifikan pada 2018 sebesar 49,7 persen.

Di tengah laju pertumbuhan kredit tersebut, kualitas aset yang dimiliki juga dapat terjaga dengan baik, ditandai dengan perbaikan rasio non-performing loan (NPL). Rasio NPL gross dan NPL nett di tahun 2018 masing-masing tercatat sebesar 2,7 persen dan 1,6 persen dari sebelumnya sebesar 3,8 persen dan 2,3 persen pada 2017.

"Pencapaian tersebut tentunya merupakan hasil dari berbagai upaya-upaya perbaikan yang dilakukan sepanjang 2018," ujar Sigit.

Dalam kegiatan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sepanjang 2018, Bank DKI lebih mengutamakan optimalisasi fungsi intermediasi dengan meningkatkan rasio simpanan dengan pinjaman atau loan to deposit ratio (LDR) pada titik yang optimal, sehingga menjaga tingkat profitabilitas perseroan.

DPK per Desember 2018 tercatat sebesar Rp37,3 triliun yang didorong oleh pertumbuhan tabungan sebesar 34,4 persen. "Ke depan, peningkatan dana murah baik tabungan dan giro akan terus menjadi fokus utama Bank DKI dalam melakukan aktivitas penghimpunan DPK," tambah Sigit.

Dengan sejumlah perkembangan tersebut maka per Desember 2018, total aset Bank DKI tercatat sebesar Rp53,0 triliun atau meningkat 3,1 persen dari Rp51,4 triliun pada 2017.

Pencapaian total aset didukung dengan perbaikan struktur pendanaan serta optimalisasi dana yang dimiliki sehingga mendorong peningkatan laba bersih pada 2018, tutup Sigit Prastowo.

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019