Putusibau, Kapuas Hulu (ANTARA) -

Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian bersama Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat melepas ekspor komoditas pertanian sebanyak 1. 417 ton atau senilai Rp9,49 miliar ke negara Malaysia.

"Selain CPO, Kalimantan Barat memiliki komoditas yang berpotensi untuk diekspor seperti arang, lada biji, bungkil kelapa, langsat dan kelapa bulat," kata Kepala Balai Besar Uji Standar, Sriyanto mewakili Kepala Badan Karantina Pertanian, ketika melepas ekspor CPO di Pos Lintas Batas Negara Indonesia - Malaysia, Kecamatan Badau, Kapuas Hulu, Kamis.

Menurut dia, pemerintah tidak hanya mendorong ekspor dan kualitas pertanian, namun juga dapat menarik perhatian atau mengajak negara luar melihat langsung potensi yang kita miliki di Kalimantan Barat.

Dikatakan Sriyanto, sejak 2016 hingga Februari 2019 sudah beberapa komoditas unggulan yang di ekspor, di antaranya arang kayu, lada biji, bungkil kelapa dan langsat dengan total Rp943,98 miliar.

Pada tahun 2016 yang dikirim melalui tiga PLBN sebesar Rp436,5 miliar, tahun 2017 meningkat menjadi Rp479,24 miliar dan pada 2018 meningkat hampir 200 persen.

"Untuk ekspor pada 20 - 21 Maret 2019 saja di PLBN Badau sebanyak 1.417 ton dengan nilai ekspor sebanyak Rp9,491 miliar, asam keranji sebanyak 1,6 ton dengan nilai jual Rp22,249 juta lebih," jelas Sriyanto.

Badan Karantina pertanian bersama Bupati Kapuas Hulu, Abang Muhammad Nasir melepaskan ekspor komoditi pertanian di Pos Lintas Batas Negara Indonesia - Malaysia di Kecamatan Badau wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Kamis (21/3-2019). Foto Antaranews/Timotius (Foto Antaranews/Timotius)
Sedangkan di PLBN Entikong terdapat lalu lintas eskpor komoditas pertanian sebanyak 21 jenis dengan total 3,86 ton dengan nilai jual Rp28,75 juta

Kemudian di PLBN Aruk sebanyak empat jenis komoditas pertanian dengan total jumlah 415 kg dan nilai jual Rp42,7 juta.

"Meski pun masih bersifat tradisional namun hingga 2019 kurang lebih 54 komoditas pertanian yang diekspor. Ini potensi yang luar biasa," kata Sriyanto.
Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Entikong, Yongki Wahyu mengatakan sejak awal tahun 2019 hingga minggu kedua Maret tercatat 10 komoditas pertanian yang diekspor ke Malaysia dengan volume dan frekuensi ekspor tertinggi yaitu buah langsat sebanyak 189,09 ton, arang kayu 31,36 ton.

Selanjutnya, asam keranji 21,94 ton, lada biji dengan total 20,09 ton, buah pisang sebesar 17,67 ton, jeruk sebesar 11,29 ton, kelapa bulat total 10,25 ton, petai sebanyak 4,07 ton, jagung manis ada 2,79 ton dan buah naga sejumlah 2,17 ton.

"Semoga, lewat Agro Gemilang diharapkan tumbuh eksportir - eksportir baru," kata Yongki.

Sementara itu Bupati Kapuas Hulu, Abang Muhammad Nasir mengatakan program Ayo Galakkan Ekspor Generasi Milenia Bangsa (Agro Gemilang) Badan Karantina Pertanian itu sangat positif dapat mendongkrak potensi komoditas unggulan di tengah masyarakat terutama wilayah Kapuas Hulu.

"Program Agro Gemilang itu dibahas di pada Rapat Nasional di Bogor untuk menyiapkan generasi muda pada revolusi industri, tentu pemerintah daerah sangat mendukung program tersebut," kata Nasir.

Disampaikan Nasir, sampai saat ini perkembangan ekspor Kapuas Hulu masih mengandalkan komoditas kelapa sawit dan karet.

Dirinya mengatakan terus mendorong pengembangan potensi sejumlah komoditas pertanian dan perkebunan baik itu lada, ubi kayu termasuk salah satu komoditas yang harganya juga anjlok yaitu biji Tengkawang.

"Harapan kita program Agro Gemilang itu menjadi angin segar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat terutama di Kapuas Hulu," kata Nasir.
Baca juga: Beranda - Bupati Sambas fokus pada ekspor komditas pertanian
Baca juga: Produk kerajinan Kalbar berpotensi ekspor

Baca juga: Mentan Amran: Kalbar layak ekspor beras ke Malaysia

Pewarta: Teofilusianto Timotius
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019