Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dan negara-negara di Pasifik Selatan sepakat menghadapi dua tantangan utama regional, yakni penangkapan ikan secara ilegal atau IUU Fishing dan perubahan iklim melalui kegiatan Indonesia-South Pacific Forum (ISPF).

Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Desra Percaya, yang juga adalah Ketua kegiatan ISPF, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, mengatakan kesepakatan untuk memberantas IUU Fishing dan mitigasi perubahan iklim tercantum dalam dokumen pernyataan ketua atau chairman statement ISPF.

"Intinya, mengidentifikasi tantangan bersama yang dihadapi Indonesia dan negara Pasifik Selatan dan berbagai pilihan solusi untuk mengatasi tantangan bersama," ujar Desra.

Pemberantasan IUU Fishing juga diperkuat dengan kesepakatan Indonesia dan Pasifik Selatan untuk melestarikan sumber daya laut melalui upaya penangkapan hasil laut secara berkelanjutan (sustainable fishery).

Dalam menghadapi perubahan iklim, Indonesia dan Pasifik Selatan sepakat untuk saling berbagi pengetahuan dan teknologi untuk menekan emisi karbon.

"Kami berkomitmen bersama untuk melakukan mitigasi dampak perubahan iklim melalui transfer pengetahuan dan teknologi rendah karbon," kata Desra.

Selain kedua isu tersebut, Forum Indonesia-Pasifik Selatan juga membahas kerja sama peningkatan konektivitas dan pembangunan berkelanjutan berdasarkan ekonomi kelautan.

"Kami sepakat untuk mendukung pembangunan infrastruktur di negara-negara Pasifik Selatan diperlukan skema pembiayaan yang kreatif," kata Desra.

Pertemuan Forum Indonesia-Pasifik Selatan bertema "Our future, shared ocean, shared prosperity" (Masa depan kita, laut kita, kesejahteraan bersama) itu diikuti 15 negara dan dua wilayah (Niue dan Kaledonia Baru) di Pasifik Selatan.

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019