Mataram (ANTARA) - Global Peace Mission Malaysia akan mengusulan bocah bernama Taufik (7) asal Desa Senaru, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, sebagai pahlawan karena berjasa membantu wisatawan menyelamatkan diri saat gempa bumi pada Minggu (17/3).

"Insya Allah kami angkat sebagai wira penyelamat manusia yang paling kecil dan menjadi satu simbol kepahlawanan, keberanian menyelamatkan nyawa yang membutuhkan pertolongan," kata Ketua Pegawai Operasi Global Peace Mission Malaysia, Syahrir Azfar bin Saleh, di Mataram, Kamis.

Hal itu diungkapkan Syahrir, di dalam konferensi pers keluarga wisatawan asal Malaysia yang meninggal dunia dan yang dirawat di Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB.

Hadir dalam kesempatan tersebut Bupati Lombok Utara H Najmul Akhyar, Direktur RSUP NTB, salah seorang wisatawan dan beberapa keluarga wisatawan asal Malaysia yang meninggal dunia, serta seluruh dokter dan petugas medis yang menangani para korban. Taufik juga ikut hadir dalam pertemuan tersebut.

Syahrir juga akan mengusahakan untuk memberikan perawatan kepada Taufik, agar bisa hidup normal.

Taufik merupakan penyandang disabilitas karena tidak bisa berbicara dan tidak bisa mendengar. Kondisi fisik telinga tidak normal sehingga perlu dilakukan operasi.

"Kami sedang berusaha dan berkomunikasi untuk mendapatkan dukungan dari Kerajaan Malaysia, di mana kita angkat sebagai pahlawan. Dan kita ingin membawa ruang untuk bisa hidup normal. Munkin Taufik bisa bawa ke Malaysia," ujar Syahril.

Kisah kepahlawanan Taufik, kata dia, juga akan disampaikan kepada Kerajaan Malaysia.

Global Peace Mission Malaysia juga akan menyampaikan infomasi agar warga Malaysia jangan takut ke Pulau Lombok, tapi datang lah beramai-ramai ke Lombok.
"Doa rakyat Malaysia untuk seluruh Indonesia agar selalu tabah dan kuat menghadapi cobaan berupa bencana. Kita serumpun, sakit kalian juga sakit kami di Malaysia," kata Syahrir.

Wong Siew Lim, salah seorang korban luka-luka mengaku bahwa Taufik telah membantu menunjukkan jalan keluar dari lokasi air terjun Tiu Kelep, di Desa Senaru, Kabupaten Lombok Utara, ketika gempa bumi terjadi.
"Sambil digendong, Taufik membantu kami menunjukkan jalan keluar dari lokasi," tutur perempuan yang menderita luka ringan di bagian lengan itu.

Selain Taufik, kata dia, para dokter dan petugas medis di RSUP NTB juga layak disebut sebagai pahlawan karena telah memberikan pelayanan yang baik dan merawat semua rekannya, termasuk yang meninggal dunia.

Pihaknya juga menyampaikan rasa terima kasih yang besar kepada relawan, tim dari Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Mataram, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, yang telah membantu proses penyelamatan dan evakuasi 18 korban luka dan dua orang yang meninggal dunia.

"Kami menyadari tidak bisa menyebutkan nama-nama pahlawan tanpa jasa di rumah sakit mulai ruang unit gawat darurat hingga kamar jenazah. Mereka ikhlas dan berbesar hati mengurus jenazah," tutur Wong Siew Lim.

Bupati Lombok Utara H Najmul Akhyar, mengapresiasi keinginan pihak Malaysia yang ingin menjadikan Taufik sebagai anak angkat dan akan memberikan perawatan medis agar kondisi fisiknya bisa normal kembali.

"Hari ini Taufik seperti ini, tapi pada saat nanti mudah-mudahan di luar perkiraan kita, Insya Allah itu terwujud, mudah-mudahan," ucap Najmul.*


Baca juga: Evakuasi korban longsor Tiu Kelep dilanjutkan Senin Pagi

Baca juga: 40 wisatawan Malaysia terjebak di air terjun Tiu Kelep Lombok Utara

Pewarta: Awaludin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019