Jakarta (ANTARA) - Para nelayan yang selama ini mengandalkan kerang hijau mengeluhkan aliran pencemaran air limbah dan proyek reklamasi pulau di Teluk Jakarta Utara yang menyebabkan banyak kerang mati sehingga menurunkan hasil laut.

"Sekarang nyari kerang hijau sudah sulit, karena adanya reklamasi itu jadi buat ambil kerang harus ke tengah, sekalinya ke tengah banyak kerang yang kena limbah dan sudah pada mati," kata salah satu nelayan kerang hijau, Tandek (57) saat ditemui di Muara Angke, Jakarta Utara, Kamis.

Tandek menambahkan membudidayakan kerang hijau menggunakan bagan juga sudah sulit dilakukan karena hasil kerangnya pun secara kualitas tidak akan maksimal akibat lokasinya yang cenderung berlumpur.

Sebelum ada reklamasi dan pencemaran limbah pabrik, menurut Tandek, kawasan kampung kerang merupakan sentra pengolahan hasil laut di DKI Jakarta.

"Dulu pas belum ada reklamasi sama limbah pabrik itu daerah sini pusatnya pengolahan kerang hijau, bisa dilihat sendiri isinya tumpukan kerang semua nih daerah," ujar Tandek.

Hal senada juga disampaikan pengusaha pengolahan kerang hijau, Santi (42). Dulu di lokasi tersebut merupakan sentra pengolahan kerang hijau di DKI Jakarta.

Dulu di wilayah itu banyak warga yang menjadikan rumahnya untuk pengolahan hasil laut tersebut. "Dulu di sini setiap RT pasti ada tempat pengolahan kerang hijau, setiap mengolah bisa sampai berton-ton sekarang 50 kilogram saja sudah bersyukur," kata Santi.

Penurunan hasil laut tersebut juga dibenarkan oleh Santi, akibat adanya reklamasi dan limbah pabrik yang dialirkan ke laut.

"Ya sekarang dapat sedikit karena reklamasi itu banyak kerang yang kena limbah, jadi semoga pemerintah bisa negur pabrik biar enggak buang limbah ke laut," ujar Santi.

Pewarta: Taufik Ridwan dan Muhammad Adimaja
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019