Jakarta (ANTARA) - Tempat Penitipan Anak (TPA) Balai Belajar Balaikota Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dinilai mampu menunjang produktivitas Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di lingkungan tersebut.

“Seluruh ibu menginginkan anaknya aman, apalagi sekarang banyak kasus kekerasan anak. TPA ini membuat saya tenang, jadi bisa lebih konsentrasi kepada pekerjaan,” ujar seorang ASN Biro Hukum Pemprov DKI Jakarta, Siti Nurjanah di Jakarta, Kamis.

Siti lebih memilih mempercayakan anaknya kepada TPA Negeri Balai Belajar Balaikota daripada diititipkan kepada asisten rumah tangga karena pertimbangan latar belakang pendidikan yang lebih baik.

"Daripada asisten yang pendidikannya SD, di sini minimal sarjana, yang berilmu pasti beda perlakuannya kepada anak," kata Siti.

Selain ingin memanfaatkan fasilitas gratis yang diberikan Pemprov DKI Jakarta kepada pegawainya, Siti mengaku dapat menghabiskan waktu jam istirahat untuk menemani anaknya makan siang dan tidur.

"Di sini semua teratur, termasuk makan juga teratur, sehingga anak menjadi lebih disiplin," kata dia.

Kepala TPA Negeri Balai Belajar Balaikota, Nining Taskin mengatakan sebagian besar anak memiliki kedua orang tua yang bekerja. Sebanyak 67 anak tercatat belajar di TPA Negeri yang resmi beroperasi pada September 2018 itu dengan tingkat kehadiran enam hingga delapan anak setiap hari.

"Kegiatannya mulai dari anak masuk pukul 07.30 sampai 08.30 adalah kegiatan bermain bebas di mana mereka dapat memilih alat-alat yang sudah disediakan ibu guru," ujar Nining.

Selanjutnya, Nining menjelaskan, kegiatan dilanjutkan dengan sarapan pagi bersama yang kemudian dilanjutkan dengan pembelajaran yang disesuaikan dengan tema per bulan, misalnya tema matahari, bulan dan bintang untuk bulan ini.

Setelah pembelajaran, anak kembali bermain, kemudian makan siang, istirahat tidur siang, bersih-bersih diri, pembelajaran kerohanian dan kembali dijemput orang tua pada pukul 16.00 WIB.

Praktisi pendidikan anak usia dini Rita Rosmala menjelaskan bahwa TPA berada dalam jenjang pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Sehingga TPA juga memiliki program belajar untuk mengembangkan kognitif anak berdasarkan usia.

"Banyak anak usia di bawah tiga tahun perlu mengembangkan sensorik dan motorik. Di TPA, tidak hanya mendapatkan pendidikan, anak juga dapat mengembangkan kognitif motorik dengan bermain," ujar Rita.

Di TPA juga dikembangkan kemampuan bahasa anak dengan belajar menyanyi atau mendengar cerita serta anak juga punya hak bermain dan pengasuhan sehingga aspek perkembangan anak tetap diperhatikan.

Pewarta: Taufik Ridwan dan Arindra Meodia
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019