Berlin (ANTARA News) - Para musisi Islam asal Aljazair maupun dari Marseilles dan Paris, bertemu dengan rekan-rekan pemusik Yahudi, dan menjadi salah satu hal menarik yang dapat dinikmati oleh para pengunjung Festival Jazz Berlin akhir Oktober 2007. Pencinta musik jazz akan memperoleh satu kesempatan yang amat jarang yaitu mendengarkan "Chaabi", alunan musik yang biasanya menggentarkan dinding Casbah di Aljazair pada era tahun 40-an hingga 50-an. Musik tersebut akan dimainkan oleh El Gusto, orkestra yang para pemainnya kembali berkumpul setelah berpisah selama empat dekade, dan baru-baru ini memulai pertunjukan seni keliling ke berbagai negara. El Gusto akan tampil bermusik pada malam pembukaan JazzFest, festival yang menampilkan konser-konser sepanjang satu pekan di ibukota Jerman itu dan berlangsung hingga 4 November mendatang. Safinez Bousbia, seorang berdarah Aljazair yang dibesarkan di Dublin, mempersatukan kembali para anggota kelompok itu setelah melihat foto lama mereka saat dia berkunjung ke Aljazair untuk pertama kali. CD El Gusto yang diproduksi oleh mantan penyanyi Blues, Damon Albarn, baru-baru ini dilempar ke pasar industri musik. Sebagian besar dari mereka yang setuju untuk berkumpul dan bermain kembali telah berusia antara 70 hingga 90 tahu. Musik Chaabi dimainkan oleh pemusik-pemusik Islam maupun Yahudi, namun perang kemerdekaan Aljazair (1954-1962) telah merubah segalanya . Setelah bekas koloni Prancis itu merdeka,banyak pemusik Yahudi melihat prospek musik di negara itu kurang cerah dan mereka pindah ke negara lain, sebagian besar memilih menetap di Marseilles, Perancis. Beberapa pemusik yang bermukim di negara lain juga hadir di festival Berlin, mereka antara lain pemain klarinet asal Amerika Serikat, Michael Moore, yang kini menetap di Belanda, serta pemain gitar Finlandia, Kalle Kalima, yang kini bertempat tinggal dan bekerja di Jerman, dedmikian DPA.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007