PBB (ANTARA News) - Para penguasa Myanmar tunduk pada tekanan internasional dan pada Rabu diumumkan telah menyetujui kunjungan penengah PBB Ibrahim Gambari yang dijadwalkan awal Nopember. Tindakan itu diumumkan sehari setelah junta militer menyetujui kunjungan pertama dalam empat tahun seorang pejabat hak asasi manusia PBB. Gambari, yang kini sedang melakukan kunjungan ke enam negara Asia,"diperkirakan akan mengunjungi Myanmar pada minggu pertama Nopember, sementara pemerintah Myanmar setuju mengundangnya ke negara itu," kata jurubicara PBB Michele Montas. Pekan lalu Gambari mengatakan ia telah diundang untuk datang kembali ke Myanmar dalam pekan ketiga Nopember. Tetapi AS dan sekutu-sekutu Eropanya menegaskan bahwa mereka ingin utusan PBB itu kembali mengunjungi Myanmar secepat mungkin. Dewan Keamanan PBB bulan ini mengecam tindakan keras junta dan menyerukan "pembebasan segera semua tahanan politik dan para tahanan lainnya" untuk membuka jalan bagi rekonsiliasi nasional dan satu transisi ke demokrasi. Prancis dan AS saat itu memperingatkan rejim militer itu bahwa jika mereka tidak mentaati tuntutan-tuntutan PBB Myanmar akan dikenakan tindakan-tindakan hukum. Jumat lalu. AS memperketat sanksi-sanksinya terhadap para penguasa militer Myanmar dan mendesak China dan India meningkatkan tekanan terhadap junta itu agar mentaati keputusan tersebut. Para menlu Uni Eropa awal bulan ini juga menyetujui sanksi-sanksi baru terhadap rejim Myanmar, termasuk embargo terhadap ekspor kayu , permata dan logam, tapi tidak minyak. Tetapi dampak dari sanksi-sanksi Barat itu lemah karenat China , India dan Thailand berkeinginan memperoleh mineral Myanmar untuk bahan bakar ekonomi mereka yang sedang berkembang. Seorang pejabat senior AS , Selasa menyeru China dan India menangguhkan penjualan senjata atau enerji ke rejim militer Myanmar karena penindasan politiknya. "Kini waktunya bagi Beijing dan New Delhi untuk menjalin perjanjian enerji yang menempatkan uang dalam kantung-kantong junta dan menghentikan penjualan senjata kepada rejim itu," kata Deputi Menlu John Negroponte dalam pidato di Washington. "Kami mengharapkan China dan India akan mendesak para jenderal Myanmar untuk bekerjasama dengan utusan khusus PBB Ibrahim Gambar," kata Negroponte kepada American Enterprise Institute, satu lembaga pemikir AS. Sementara itu junta yang memerintah Myanmar memberikan persetujuan , Senin bagi kunjunan pertama pelapor hak hak asasi manusia PBB dalam empat tahun. Duiperkirakan junta yang memerintah Myanmar bahwa Paulo Sergio Pinheiro dari Brazil melakukan kunjungan itu sebelum KTT ASEAN yang menurut rencana akan diselengarakan di Singapura pertengahan kedua Nopember. Myanmar menjadi sorotan dunia sejak protes-protes pro demorkasi yang dipimpin para biksu Buddha negara itu ditindak secara kejam oleh rejim itu bulan lalu. Gambari, pada waktu kunjungan ke Myanmar lalu menyampaikan kecaman internasional atas aksi kekerasan yang menewaskan paling tidak 13 orang. Ketua junta Jenderal Than Shwe menawarkan perundingan dengan pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi, tetapi hanya jika ia mencabut dukungannya terhadap sanksi-sanksi atas negara itu. Peraih Hadiah Perdamaian Nobel dan pemimpin pro demokrasi berusia 62 tahun itu yang menghabiskan sebagian besar dariu 18 tahun berada dalam tahanan rumah di Yangon, secara gamblang mengecilkan hati investasi asing di Myanmar. Berbicara dari New Delhi, Selasa, Gambari mengatakan ia "lega" oleh janji-janji India untuk mendukung usaha-usaha menyelesaikan krisis di Myanmar. Gambari menuju China dari India Selasa petang untuk persinggahan berikutnya dari lawatan regionalnya setelah sebelumnya mengunjungi Thailand, Malaysia, Singapura dalam usahanya menggalang dukungan bagi penengahannya dengan para penguasa Myanmar. Protes-protes direncanakan di London, Paris, Berlin, Dublin, Wina, Sydney, Washington, Toronto, New York, Brasilia, Bangkok, dan Cape Town. Junta Myanmar menghadapi tantangan terbesar atas kekuasaannya dalam 20 tahun setelah keputusannya menaikkan harga bahan bakar minyak dua kali lipat Agustus memicu protes-protes massa, demikian AFP melaporkan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007