Semarang (ANTARA News) - Universitas Diponegoro Semarang saat ini mencari dana pinjaman dan hibah sekitar Rp2,3 triliun untuk membiayai impiannya, antara lain untuk mengembangkan ilmu dan teknologi serta membangun rumah sakit modern yang dilengkapi alat tercanggih. Rektor Undip, Prof Susilo Wibowo di Semarang, Rabu, menjelaskan, dana pinjaman itu akan ditujukan kepada lembaga keuangan pemerintah Jepang, Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dengan usulan Rp1,8 triliun, sedangkan dari negara-negara Timur Tengah dan UNDP diharapkan bersedia memberi hibah sebanyak Rp500 miliar. Pemerintah melalui APBN, katanya, juga diharapkan mau mengucurkan anggaran sekitar Rp350 miliar untuk membiayai proyek impian perguruan tinggi (PT) yang masuk urutan 495 PT terbaik di dunia versi Time ini. Di luar itu, Undip sendiri saat ini juga mengajukan usulan kepada pemerintah anggaran sekitar Rp5 triliun untuk pengembangan sarana dan prasarana akademik. "Kalau pemerintah menyetujui Rp2,5 triliun saja, itu sudah bagus," katanya. Menurut Susilo, apa yang sekarang dimiliki Undip baru sepertiga dari kebutuhan sebagai perguruan tinggi yang ideal sehingga kekurangan dua pertiganya harus dipenuhi dengan dukungan anggaran yang memadai. "Insya Allah, tiga empat tahun mendatang, posisi Undip sudah berada pada dua pertiga dari kebutuhan PT ideal," katanya. Undip, kata Susilo, bertekad mengembangkan teknologi modern dan canggih, termasuk menciptakan "chip" nanoteknologi dengan ukuran yang lebih kecil daripada yang terkecil saat ini. "Kalau ukuran `chip` terkecil saat ini 0,7x0,7 milimeter, Undip ingin membikin dengan dimensi 0,2x0,2 milimeter," katanya. Pengembangan teknologi di bidang fisika, kimia, biologi (bioteknologi), dan lainnya juga terus didorong. "Beberapa bulan lalu kami sudah meminta ke fakultas-fakultas agar mereka mengirimkan proposal berisi tentang `mimpi-mimpi` ilmu pengetahuan ingin mereka raih. Berapa pun biaya yang diminta untuk mewujudkan mimpinya, asal realistis, akan kami beri. Tetapi ternyata menyusun impian itu tidak mudah, apalagi mewujudkannya," katanya. Para lembaga donor juga meminta Undip mengembangkan teknologi kelauatan dan perikanan, sebab dengan memiliki panjang pantai terpanjang nomor dua di dunia, potensi yang bisa digali sangat luar biasa. "Tetapi nasib nelayan sampai sekarang memprihatinkan," katanya. Undip yang dalam waktu dekat segera membangun rumah sakit pendidikan di Tembalang, juga berniat mewujudkan impiannya menjadikan rumah sakit ini dilengkapi fasilitas modern dan canggih sehingga pasien di Indonesia tidak perlu berobat ke Singapura.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007